Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Naik Turun Ekonomi Indonesia, Moeldoko: Pandemi Tinggalkan Residu...

Naik Turun Ekonomi Indonesia, Moeldoko: Pandemi Tinggalkan Residu... Kredit Foto: Dok. Panpel

“Kemarin Presiden meresmikan bursa karbon. Bursa karbon ini akan menghasilkan sesuatu yang luar biasa, dalam konteks menuju green economy,” sebut dia.

Konektivitas

Baca Juga: Meta Farming, Moeldoko Hadirkan Solusi Tantangan Regenerasi Petani

Untuk mencapai visi Indonesia Maju 2045, dibutuhkan segala aspek yang harus dilakukan sejak dini. Termasuk pembangunan dan pemerataan jaringan internet di Indonesia.

Dalam forum yang sama, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Budi Arie Setiadi, mengungkapkan bahwa konektivitas merupakan tantangan utama dalam mewujudkan cita-cita Indonesia menjadi negara maju.

“Ada tiga aspek konektivitas yang perlu diperhatikan, yaitu kapasitas, coverage, dan kualitas,” ujarnya.

Pada aspek kapasitas, Indonesia masih perlu mengejar negara-negara lain. Kecepatan internet rata-rata di Indonesia masih di angka 22 Mbps. Sedangkan dari aspek coverage, penetrasi internet di Indonesia baru mencapai 78 persen. Artinya, masih ada 22 persen penduduk Indonesia yang belum memiliki akses internet.

“Kondisi ini terutama terjadi di daerah-daerah 3T, Terluar, Terpencil dan Tertinggal,” ucap Budi.

Pada aspek kualitas, internet di Indonesia juga masih perlu ditingkatkan. Masih banyak daerah di Indonesia yang mengalami gangguan sinyal internet, terutama di daerah pegunungan dan kawasan perairan.

“Di kota sudah oke, tetapi di rural masih banyak yang harus dibenahi,” imbuhnya.

Back to the Map

Dalam kepemimpinan Presiden Joko Widodo di tahun ke-9, Indonesia kembali menjadi sorotan dunia dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini ditandai dengan meningkatnya peran Indonesia dalam berbagai forum internasional, seperti G20, ASEAN, hingga terpilih menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri, Lalu Muhammad Iqbal mengatakan bahwa frasa ‘back to the map’ yang tepat digunakan untuk menggambarkan kebangkitan Indonesia di dunia internasional karena memiliki makna yang mendalam.

"Pascareformasi, Indonesia sempat terpuruk dan kehilangan kepercayaan dunia internasional. Namun, dalam sepuluh tahun terakhir, Indonesia telah menunjukkan kebangkitan yang luar biasa," katanya.

Menurutnya, Indonesia memiliki prinsip yang jelas dalam menjalankan politik luar negerinya. Indonesia mengedepankan prinsip tidak pernah menjadi masalah, namun hadir membawa solusi untuk dunia.

Baca Juga: Bersama Generasi Muda, Moeldoko Ingin Hadirkan Revolusi Pertanian Tropikal

Karenanya, dia pun optimistis bahwa Indonesia akan terus menjadi pemimpin di kawasan dan global di masa depan. "Kita memiliki potensi yang besar untuk menjadi pemimpin dunia," kata Iqbal dalam FMB9.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Advertisement

Bagikan Artikel: