Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Satoshi Nakamoto Ternyata Sudah Peringatkan Bitcoin Berdampak pada Penggunaan Energi

Satoshi Nakamoto Ternyata Sudah Peringatkan Bitcoin Berdampak pada Penggunaan Energi Kredit Foto: Unsplash/Jonathan Borba
Warta Ekonomi, Jakarta -

Sebuah kumpulan email baru-baru ini dirilis oleh Martii 'Sirius' Malmi, seorang kolaborator awal dalam pengembangan kode Bitcoin. Hal ini membuka fakta terkait peringatan yang disampaikan oleh pencipta anonim Bitcoin, Satoshi Nakamoto.

Melansir Coindesk, dalam email tersebut, Satoshi menyuarakan keprihatinannya terhadap dampak konsumsi energi secara signifikan di masa depan atau hari ini. Hal itu sudah memperkirakan bahwa mata uang kripto kini menjadi aset digital terbesar di dunia.

Email yang diduga dari Satoshi Nakamoto tersebut dibahas dalam persidangan Craig Wright yang diajukan oleh Crypto Open Patent Alliance (COPA). Awalnya, persidangan tersebut adalah untuk membuktikan bahwa Wright merupakan Satoshi Nakamoto.

Dalam email yang dikirim pada bulan Mei 2009, Satoshi menyoroti pentingnya algoritma konsensus Proof of Work (PoW) untuk mengoordinasikan jaringan dan mencegah pembelanjaan ganda, sambil mengakui bahwa PoW dapat memiliki dampak besar pada konsumsi energi.

PoW adalah algoritma konsensus yang digunakan dalam mata uang kripto seperti Bitcoin. Untuk mengamankan jaringan dan mencegah kecurangan, penambang harus memecahkan teka-teki komputasi yang rumit.

Meskipun dianggap efektif dalam mencegah serangan dan manipulasi, PoW telah menjadi pusat perdebatan intens mengenai dampak lingkungan, khususnya dalam hal konsumsi energi.

Dalam email tersebut, Satoshi menyatakan bahwa PoW merupakan solusi satu-satunya untuk membuat sistem mata uang kripto peer-to-peer (p2p), seperti Bitcoin, berfungsi tanpa kehadiran pihak ketiga tepercaya.

Namun, ia juga menyebutkan bahwa jika pertumbuhan Bitcoin signifikan dan mengonsumsi energi dalam jumlah besar, hal itu tidak akan terlalu boros dibandingkan dengan aktivitas perbankan konvensional yang akan digantikannya.

Baca Juga: Bitcoin Meroket Tinggi, Investor Semakin Optismistis Tanam Investasi

Satoshi menjelaskan bahwa biaya yang akan dikeluarkan oleh sistem Bitcoin tetap jauh lebih kecil dibandingkan dengan biaya miliaran yang dikeluarkan oleh sistem perbankan konvensional. Sebab, perbankan konvensional membutuhkan bangunan fisik, aktivitas kurang efisien, serta program menghasilkan limbah seperti pengadaan kartu kredit dan lainnya.

Meskipun penelitian tahun 2021 dari Galaxy Digital menunjukkan bahwa Bitcoin menggunakan setengah dari energi yang digunakan oleh industri perbankan atau pertambangan emas, kontroversi seputar konsumsi energi Bitcoin tetap menjadi fokus utama. Beberapa yurisdiksi bahkan telah memberlakukan moratorium terhadap penambangan Bitcoin karena konsumsi energinya yang tinggi.

Satoshi Nakamoto menyimpulkan bahwa, secara ironis, jika dihadapkan pada pilihan antara kebebasan ekonomi dan konservasi energi, maka kita akan kesulitan dalam mengambil keputusan. Dengan pertumbuhan terus-menerus dalam penggunaan Bitcoin dan mata uang kripto lainnya, penting untuk terus mempertimbangkan dan mencari solusi dalam mengurangi dampak lingkungan dari teknologi ini.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Amry Nur Hidayat

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: