Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati kembali menegaskan pentingnya kontribusi pajak dalam mendukung pembangunan nasional. Menjawab pertanyaan masyarakat tentang manfaat pembayaran pajak, ia menjelaskan bahwa Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) menjadi instrumen utama dalam menciptakan kesejahteraan dan keadilan sosial, dengan berbagai program yang menyentuh seluruh lapisan masyarakat.
"APBN itu hadir di hampir semua ruang, segmen masyarakat dalam berbagai bentuk. Banyak yang bertanya, kenapa saya harus membayar pajak dan apa manfaatnya? APBN adalah wujud gotong royong kita membangun Indonesia yang lebih baik," kata Sri Mulyani, di Instagram @smindrawati, Jakarta, Minggu (5/4/2024).
Baca Juga: Anggaran Pangan Melonjak Jadi Rp159 Triliun pada 2024, Sri Mulyani Ungkap Alasannya!
Di tengah tantangan global seperti El Nino yang berdampak pada kehidupan petani dan masyarakat rentan, pemerintah mengalokasikan Rp456 triliun untuk program perlindungan sosial, subsidi, dan kompensasi hingga akhir 2024. Alokasi ini mencakup berbagai program yang menyasar kelompok masyarakat miskin hingga kelas menengah bawah, seperti:
- Program Keluarga Harapan (PKH): Rp28 triliun untuk 10 juta keluarga.
- Bantuan Sembako: Rp44,3 triliun untuk 18,7 juta keluarga.
- Subsidi LPG 3 kg: Rp80,9 triliun untuk 7,5 juta metrik ton LPG, terutama untuk rumah tangga miskin dan UMKM.
- Subsidi listrik: Rp75,8 triliun untuk 68,5 terawatt jam, menjangkau lebih dari 42 juta rumah tangga.
- Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP): Rp1,3 triliun untuk 119,7 juta peserta.
- Bantuan Langsung Tunai Desa: Rp9,1 triliun untuk 2,5 juta keluarga.
"Kita berusaha memastikan mereka yang rentan tetap mendapat dukungan, terutama saat terjadi krisis. Misalnya, tambahan bantuan sembako diberikan untuk masyarakat terdampak kekeringan akibat El Niño," jelas Sri Mulyani.
Fokus pada Pendidikan dan Ketahanan Pangan
Selain perlindungan sosial, pemerintah juga memprioritaskan pendidikan dan ketahanan pangan sebagai kunci pembangunan jangka panjang. Sebesar 20% dari APBN 2024, atau Rp519,8 triliun, dialokasikan untuk sektor pendidikan. Dana ini digunakan untuk:
- Tunjangan profesi guru sebesar Rp227,8 triliun.
- Rehabilitasi 5.404 ruang sekolah.
- Beasiswa Program Indonesia Pintar (PIP) untuk 21,1 juta siswa dan Kartu Indonesia Pintar (KIP) untuk 1,1 juta mahasiswa.
"APBN memastikan tidak ada anak Indonesia yang tertinggal. Pendidikan adalah prioritas untuk menyiapkan generasi emas Indonesia 2045," ujar Sri Mulyani.
Di sektor ketahanan pangan, Rp159,1 triliun telah direalisasikan hingga akhir tahun. Anggaran ini mencakup subsidi pupuk senilai Rp47,7 triliun untuk 7,2 juta ton pupuk, serta investasi infrastruktur seperti irigasi dan bendungan.
Baca Juga: Modal Nasib Tahun Ini, Sri Mulyani Ungkap Data APBN 2024
"Pangan dan ketahanan pangan adalah prioritas utama, terutama setelah pandemi. Anggaran ini mendukung petani melalui subsidi dan investasi strategis," tambahnya.
Manfaat Pajak Dirasakan Semua Lapisan
Sri Mulyani menekankan bahwa manfaat APBN tidak hanya dirasakan oleh masyarakat miskin, tetapi juga kelas menengah dan pelaku usaha kecil. Subsidi energi, misalnya, membantu menekan biaya hidup banyak rumah tangga.
"Coba hitung berapa pajak yang Anda bayar setahun, lalu bandingkan dengan manfaat subsidi LPG, listrik, atau BBM yang Anda nikmati. APBN itu untuk semua, bukan hanya kelompok tertentu," katanya.
Sri Mulyani mengakui bahwa tantangan pembangunan masih banyak, namun ia mengajak masyarakat untuk bersama-sama memperbaiki dan mengawal pelaksanaan anggaran.
"APBN adalah instrumen milik kita bersama. Kalau ada yang belum sesuai, mari kita benerin sama-sama. Kritik itu biasa, yang penting kita tetap bergotong-royong menjaga Indonesia," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait:
Advertisement