Februari Jadi Bulan Bersejarah untuk Bitcoin, Simak Data dan Prediksinya!
Kembalinya Donald Trump ke Gedung Putih membawa angin segar bagi pasar kripto. Bitcoin (BTC) mencatat lonjakan signifikan, menembus angka psikologis $100.000 pada awal Januari 2025. Lonjakan ini didorong oleh janji kampanye Trump yang mendukung regulasi ramah industri dan penyediaan cadangan aset digital nasional. Namun, euforia ini diwarnai volatilitas setelah kemunculan Baca Juga: Bitcoin Tembus Rp1,6 Miliar, Inflasi Stabil Jadi Pendorong Optimisme Pasarstartup kecerdasan buatan asal Tiongkok, DeepSeek, yang memicu likuidasi hampir $1 miliar pada 27 Januari 2025. Hal ini menimbulkan kekhawatiran baru mengenai bagaimana teknologi AI memengaruhi ekosistem keuangan global.
Pada Selasa (28/1/2025) pukul 08.00 WIB, Bitcoin diperdagangkan di $101.818, naik tipis 0,11% dalam 24 jam terakhir. Namun, nilainya masih turun 7,15% dari level tertinggi sepanjang masa (ATH) sebesar $109.664.
“Setelah retest resistance trendline, pada perdagangan Senin (27/1/2025), saat ini BTC berpotensi menuju ke $105.000. Antisipasi penurunan di bawah MA-50 ($99.000), yang berpotensi membawa BTC turun lebih lanjut menguji support $91.000,” kata Financial Expert Ajaib Kripto, Panji Yudha, Selasa (28/1/2025).
Ia mengungkapkan bahwa Februari menjadi bulan yang cenderung positif dalam sejarah pergerakan Bitcoin. Berdasarkan data dari Coinglass, rata-rata Bitcoin mencatatkan kenaikan bulanan sebesar 15,66% dalam periode 2013 hingga 2024. Lonjakan terbesar terjadi pada Februari 2024 dengan kenaikan 43,55%. Dalam satu dekade terakhir, Februari hanya mencatatkan penutupan bearish dua kali, yaitu pada 2014 dan 2024.
Optimisme terhadap pasar kripto juga didorong oleh peningkatan arus masuk institusional ke ETF Bitcoin. Pekan lalu, ETF Bitcoin spot di AS mencatatkan arus masuk bersih sebesar $1,76 miliar. BlackRock’s IBIT mencatatkan kenaikan terbesar dengan arus masuk bersih mingguan sebesar $1,32 miliar, menurut data dari SosoValue. Ini menandai pekan keempat berturut-turut arus masuk positif untuk ETF Bitcoin pada 2025.
Kendati demikian, dampak kebijakan administrasi Trump terhadap pasar kripto belum memberikan dorongan harga dalam jangka pendek, tetapi diperkirakan akan terasa dalam beberapa minggu dan bulan mendatang melalui peningkatan arus aset institusional.
Baca Juga: Tren Kenaikan Bitcoin Berlanjut, Ini Prediksi Harga Terbaru!
Pekan terakhir Januari menjadi momen krusial bagi pasar kripto, dengan sejumlah data ekonomi utama dari AS yang dirilis. Data ini meliputi Consumer Confidence Index, yang menurut para analis dapat mengindikasikan arah pasar tergantung tingkat kepercayaan konsumen. Selain itu, rapat Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) pertama tahun ini pada Rabu akan memberikan sinyal penting terkait suku bunga. CME Fed Watch Tool mencatat peluang sebesar 97,9% bahwa suku bunga acuan The Fed akan dipertahankan di kisaran 4,25%-4,50%. Estimasi pertumbuhan PDB kuartal keempat pada Kamis diprediksi melambat menjadi 2,7% dari 3,1% pada kuartal sebelumnya, sementara data inflasi PCE inti pada Jumat akan diawasi ketat untuk mengetahui tekanan inflasi.
“Perlu dicatat bahwa korelasi antara Bitcoin dan indeks keuangan tradisional seperti Nasdaq meningkat belakangan ini, menunjukkan bahwa faktor makroekonomi memainkan peran lebih besar dalam membentuk tren pasar aset,” tutup Panji.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait:
Advertisement