Program kerja sama Western Indonesia Economic and Business Hub for Asean,?khususnya di Sumatera Utara telah berjalan. Program tersebut merupakan kebijakan yang mengedepankan pendekatan pembangunan daerah yang terintegrasi difokuskan pada pembangunan di luar Pulau Jawa.
Pemerintah meminta komunitas masyarakat dan gereja ikut terlibat secara aktif dalam pengembangan potensi wisata serta pertanian di sekitar kawasan Danau Toba.?
?Implementasi bapak dan ibu sekalian itu yang dibutuhkan, jadi nanti menurut saya saat berkhutbah di gereja, ini pesan dari pusat, harus ada khotbah mengenai kebersihan, ketauladanan, team work, kebersamaan, keramahtamahan yang dikaitkan dengan ayat-ayat Alkitab yang sangat banyak sekali disana,? kata Menko Maritim Luhut B. Pandjaitan dalam keterangam resminya di Bandung, Minggu (4/2/2018).
Menko Luhut mengimbau kepada komunitas Horas Halak Hita (H3) dan Komite Pelaksana Pelayanan Strategis Huria Kristen Batak Protestan (KPPS HKBP), agar ayat-ayat dalam Alkitab dikaitkan dengan praktik pengembangan pariwisata dan pertanian di Danau Toba. ?Tolong supaya HKBP bisa mendesainnya dari sekarang,? imbuhnya.?
Menurut Menko Luhut, HKBP atau gereja dapat memainkan peran lebih penting untuk membawa spirit kebersamaan, memberikan ketauladanan serta mendidik masyarakat Batak agar tidak tersingkir di tengah pengembangan Danau Toba. Terutama, pengembangan wilayah terpadu dan pembangunan infrastruktur di Sumatera yang membuka peluang investasi yang makin meluas.?
?Kita tidak hanya bicara Toba saja, ini menyangkut semua sampai nanti ke Dumai, Kuala Tanjung, kuala Kualanamu dan segala macam. Dan ini hebat, dampaknya? sampai kepada orang Batak, kalau orang Batak tidak menyiapkan dirinya maka mereka akan bisa menjadi terpinggirkan,? jelasnya.
Purnawirawan Jenderal itu menambahkan, yang tak kalah penting untuk membawa kemajuan bagi masyarakat Batak adalah meningkatkan kualitas pendidikan.?
?Oleh karena? itu kita orang batak punya peran penting bagaimana kita bisa meningkatkan kualitas pendidikan kita disana supaya orang batak itu bisa menjadi tuan rumah di negerinya sendiri,? sambungnya.?
Selain itu, Menko Luhut juga meminta agar gereja juga berperan dalam mengembangkan pertanian. ?Di bidang pertanian, itukan? herbal kita banyak, herbal itu kita kembangkan sekarang, gereja harus berperan, gereja harus turun berkhotbah ke sawah tidak hanya di dalam gereja saja,? tegasnya.
Lebih jauh, dia mengisahkan tentang perkembangan ekonomi dunia yang dia ketahui ketika menghadiri World Economic Forum di Davos, Swiss minggu lalu.?
?Nah disitu disebutkan bahwa pertumbuhan ekomoni dunia itu sangat bagus sekali selama satu dekade belakangan ini,? kata Luhut.
Pada kesempatan itu, diapun sempat menyinggung pinjaman USD 300 juta yang diberikan oleh World Bank pada akhir tahun 2017. ?Sekarang proses pencairannya, Bu Ani (Menkeu -red) cerita sama saya bahwa mungkin dalam satu-dua bulan ini. Itu nanti sekitar USD 100 Juta atau Rp 1.3 triliun akan masuk di Sibisa Area,? tuturnya.?
Lebih lanjut, Menko Luhut meminta kepada Bupati Tapanuli Utara agar menata Bandara Silangit karena kawasan itu akan menjadi pusat wisata dari Asia Selatan ke Asia Tenggara.?
?Saya udah bilang ke pak bupati tatalah itu Silangit dengan bagus. Jangan pula sembarangan tatanya, tatalah dengan arsitektur Toba, arsitektur batak yang modern, itu pesan dari pak presiden,? pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait: