Perusahaan di bidang pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) maupun non-B3, PT Multi Hanna Kreasindo Tbk (MHKI) resmi melakukan pencatatan perdana saham di Papan Pengembangan PT Bursa Efek Indonesia (BEI). Emiten ke-22 di 2024 ini sekaligus menjadi perusahaan pionir pengelola limbah yang melantai di Bursa.
Direktur Utama PT Multi Hanna Kreasindo Tbk, Shahabuddin, menjelaskan peran serta MHKI di industri pasar modal nasional melalui pencatatan saham di BEI merupakan bagian dari upaya Perseroan untuk memberikan solusi dalam menjaga kelestarian bumi.
“Pencatatan saham MHKI di BEI pada hari ini menjadi milestone penting bagi kami untuk secara konsisten menjaga bumi dari pencemaran limbah dan diharapkan keputusan go public ini mampu mendorong perkembangan dan pertumbuhan bisnis Perseroan di masa mendatang," ujarnya, di Jakarta, Selasa (16/4/2024).
Baca Juga: Road to IPO, PT INTI Bidik Pendapatan Rp10 Triliun di 2028
Pada pelaksanaan penawaran umum perdana saham (IPO), Perseroan melepas saham ke publik sebanyak 750 juta lembar atau setara 20% dari modal ditempatkan dan disetor penuh Perseroan setelah IPO.
Adapun harga penawaran umum dengan nominal Rp160 per saham, sehingga melalui aksi korporasi ini MHKI mampu menggalang dana mencapai Rp120 miliar. Manajemen MHKI menunjuk PT NH Korindo Sekuritas Indonesia sebagai penjamin pelaksana Emisi Efek.
“Saat masa penawaran umum pada 2-4 April 2024, saham PT Multi Hanna Kresindo Tbk mendapatkan respons positif dari para investor dan seluruh saham yang ditawarkan dapat terserap secara baik. Perseroan optimistis MHKI akan menjadi salah satu saham pilihan investor, khususnya untuk saham di bidang usaha pengelolaan limbah B3 dan non-B3,” papar Shahabuddin.
Shahabuddin, menuturkan bila seluruh dana hasil IPO tersebut akan memperkuat kinerja bisnis Perseroan yang akan digunakan untuk belanja modal (capex) Perseroan sebesar 97,9%.
Rinciannya, sebesar 60,32% untuk memenuhi kebutuhan capex terkait rencana pembangunan pabrik di Lamongan, Jawa Timur, sedangkan sebesar 39,68% untuk capex di Head Office MHKI.
"Sementara itu, sisa dana hasil IPO sebesar 2,1% akan dimanfaatkan sebagai modal kerja (working capital) MHKI, yaitu berupa penambahan persediaan bahan baku dan biaya operasional. Adapun keperluan ini dibutuhkan oleh PT Multi Hanna Kreasindo Tbk untuk mendukung kenaikan penjualan produk Perseroan," tutupnya.
Baca Juga: Pemerintah Buka Peluang Pembangunan Pabrik Apple di Indonesia
Asal tahu saja, selama sembilan bulan pertama di 2023, MHKI membukukan pendapatan Rp108 miliar atau bertumbuh 13,3% dibandingkan dengan periode yang sama di 2022 sebesar Rp95,32 miliar.
Sementara itu, laba bersih untuk periode yang berakhir 30 September 2023 tercatat Rp23,25 miliar atau lebih rendah 5,56% dibandingkan periode yang sama di 2022 senilai Rp24,62 miliar. Dengan demikian, net profit margin (NPM) MHKI pada Kuartal III-2023 berada dalam kategori yang tinggi, yakni
sebesar 21,53%.
Dengan harga penawaran umum Rp160 per saham dan laba per saham (EPS) di Kuartal III-2023 yang senilai Rp7,75 per lembar, maka saat ini valuasi MHKI terbilang cukup murah. Sehingga harga saham
Rp160 tergolong wajar, terlebih lagi saat ini Perseroan juga memilik utang yang kecil, dengan debt to equity ratio (DER) masih rendah. Sejauh ini tingkat compounded annual growth rate (CAGR) juga tercatat secara konsisten bertumbuh.
Per 30 September 2023, ekuitas MHKI mencapai Rp302,46 miliar, sedangkan jumlah liabilitas tercatat Rp24,34 miliar. Maka total aset per 30 September 2023 mencapai Rp326,8 miliar atau mengalami kenaikan 92,02% dibandingkan per 31 Desember 2022 yang sebesar Rp170,19 miliar.
Aset MHKI ini secara konsisten mengalami pertumbuhan, karena pada akhir Desember 2021 masih tercatat Rp154,43 miliar dan pada akhir Desember 2020 senilai Rp132,24 miliar.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri