Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) secara bertahap membangun Jalan Trans Maluku sepanjang 914 km di Pulau Seram, Provinsi Maluku. Hingga saat ini, progresnya sepanjang 640 km atau 70% dari 914 km sudah bisa fungsional dengan kondisi sebagian beraspal dan sebagian masih perkerasan tanah.
Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono, mengatakan pembangunan infrastruktur merupakan salah satu prioritas pembangunan nasional. Di samping itu, pembangunan infrastruktur di Pulau Seram merupakan wujud pelaksanaan Nawa Cita Presiden Joko Widodo dan Wapres Jusuf Kalla dalam membangun Indonesia dari pinggiran dan Kawasan Timur Indonesia.
“Tujuannya mendukung pertumbuhan ekonomi dan pemerataan hasil-hasil pembangunan,” kata Basuki dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Selasa (5/6/2018).
Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) XVI Ambon Ditjen Bina Marga, Satrio Sugeng Prayitno, menuturkan, pihaknya memasang target akhir tahun 2019 Jalan Trans Maluku di Pulau Seram bisa tembus fungsional seluruhnya.
"Tahun depan, akan dibuka jalan menuju Air Nanang, sehingga akses port to port yakni dari Pelabuhan Waisala dan Pelabuhan Air Nanang bisa tersambung,” kata Satrio.
Menurut Satrio Sugeng, kondisi mantap beraspal pada ruas Pelabuhan Amahai hingga Saleman, namun perlu berhati-hati karena ruas tersebut merupakan daerah rawan longsor. Ruas Saleman-Wahai sepanjang 104 km dan Saleman-Tamiwel hingga Piru sepanjang 326 km kondisinya juga mantap. Pada ruas Saleman-Piru, masih dibutuhkan pembangunan sebanyak 9 jembatan dan tahun depan akan dibangun 2 jembatan.
Pulau Seram yang berada di utara Pulau Ambon merupakan salah satu pulau besar di Maluku dengan luas 18.625 km2. Jalan di pulau ini semula merupakan jalan pemerintah daerah yang kemudian diusulkan kepada Kementerian PUPR untuk menjadi jalan nasional.
“Awalnya masih berupa jalan tanah, kita lakukan penanganan karena jalan ini jalur utama mobilitas masyarakat. Penanganannya dilakukan secara bertahap," ujar Satrio.
Pada tahun 2018, anggaran preservasi dan peningkatan kapasitas jalan nasional di Pulau Seram sebesar Rp269 miliar yang digunakan di antaranya untuk pemeliharaan rutin jalan dan jembatan serta rekonstruksi jalan sepanjang 20 km.
Jalan Trans Maluku terbagi menjadi beberapa ruas, mulai dari Pelabuhan Amahai-Saleman sepanjang (84 km), Saleman-Waisala (228 km), Piru-Werinama (339 km), dan Saleman-Bula (263 km).
Armin, salah seorang masyarakat pesisir di Wilayah Seram Bagian Barat mengatakan sangat terbantu dengan terbangunnya jalan Trans Maluku. Sekarang ini masyarakat merasakan pembangunan jalan yang lancar.
"Jika dulu seluruh ruas jalan ini merupakan jalan tanah dan susah dilewati. Sekarang dengan ada perbaikan, kami merasakan perkembangan dari sisi perekonomian yang semakin lancar," ucap Armin.
Pulau Seram terbagi menjadi 3 kabupaten, yaitu Kabupaten Maluku Tengah dengan ibu kotanya Masohi; Kabupaten Seram Bagian Timur dengan ibu kotanya Bula; dan Seram Bagian Barat dengan ibu kotanya Piru. Total jumlah penduduk di Pulau Seram sekitar 1,5 juta jiwa. Masyarakat 3 Kabupaten di Pulau Seram ini bergantung hidup dengan mata pencaharian sehari-hari sebagai petani dan nelayan.
Hasil kebun dan perikanan yang didapat dibawa ke kota. Dengan terbangunnya akses jalan Trans Maluku ini, pertumbuhan ekonomi dan akses transportasi semakin baik dirasakan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ratih Rahayu
Editor: Ratih Rahayu
Tag Terkait: