Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Mengelola Sumber Daya Laut: Antara Potensi Ekonomi dan Konflik Kepentingan

Mengelola Sumber Daya Laut: Antara Potensi Ekonomi dan Konflik Kepentingan Kredit Foto: Antara/Rahmad

Diperlukan Faktor Pendukung

1. Kendala terbesar dalam pengelolaan laut adalah masalah biaya. Oleh sebab itu, perlu program yang bersifat kolaboratif dan integratif para pemangku untuk mengembangkan dan meningkatkan akses keuangan dan layanan pembayaran di sektor kelautan dan perikanan.

Program ini bertujuan untuk menjawab kebutuhan stakeholder terhadap informasi tentang database kelautan dan perikanan, skema pembiayaan, pemetaan risiko bisnis, sistem dan tata cara pembayarannya dll. Program ini diharapkan mampu meningkatkan akses masyarakat terhadap jasa keuangan yang lebih luas karena potensi sumber daya laut sangat besar tetapi kontribusinya masih sangat kecil untuk perekonomian.

2. Menurit Ketua Komtap Industri Pengolahan Makanan dan Protein Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia, Thomas Darmawan, konsumsi produk ikan per kapita di Indonesia pada tahun 2018 mencapai angka sebesar 43,88 kilogram/kapital/tahun.

Dengan jumlah tersebut, dibutuhkan peran teknologi informasi berbasis e-commerce seperti Go-Food, GoBox, Blibli, Tokopedia, dan lain-lain. Untuk menjadi eksportir perikanan yang andal serta Feed to The World (penyumbang makanan bagi dunia), sangat diperlukan peran industri digital untuk menciptakan produk masa depan, seperti ditampilkan produk dengan inovasi baru, produk-produk siap saji dan pengolahan dan pengemasan terstandardisasi.

Baca Juga: Nelayan Indonesia Mau Dapat Pelatihan dari Inggris, Soal Apa?

3. Monitoring Control and Surveillance (MCS) merupakan sistem yang telah dipergunakan di banyak negara. Di dunia internasional MCS ini dikelola secara bersama-sama sejak tahun 2001. Organisasi MCS internasional mengkoordinasikan dan menjalin kerja sama di antara anggotanya untuk saling mencegah, menghalangi, dan menghapuskan IUU fishing.

Indonesia telah merintis sistem MCS, namun masih bersifat parsial dalam bagian-bagian yang berdiri sendiri-sendiri serta bersifat sektoral. Untuk itu, pemerintah wajib mengambil kebijakan yang optimistik dan mengembangkan sistem MCS secara terintegrasi karena MCS merupakan salah satu prasyarat pokok dalam pengelolaan sumberdaya laut;

4. Di era digitalisasi saat ini telah lahir banyak sekali startup di kalangan anak muda kreatif termasuk sebagai startup di bidang teknologi digital di bidang kelautan. Mereka diharapkan mampu menghadirkan model bisnis yang efisien di tengah-tengah masyarakat.

Dengan pengembangan teknologi yang dilakukan startup, di masa mendatang bisnis kelautan akan mampu berdaya saing dan tidak ketinggalan dari sektor-sektor lainnya dalam pemanfaatan teknologi digital.

5. Sektor kelautan dan perikanan mempunyai daya saing tinggi (competetive advantage) sehingga butuh inovasi teknologi, menyiapkan SDM-SDM yang andal yang diharapkan mampu bersaing di pentas globa dengan standar internasional. Untuk itu, suka atau tidak suka, penggalangan dana untuk penerapan inovasi teknologi untuk membangun sektor kelautan dan perikanan merupakan hal yang urgen dan relevan serta menjadi suatu keharusan.

Penerapan inovasi teknologi berbasis sektor kelautan dan perikanan penting untuk menjadi tumpuan pembangunan Indonesia kedepan. Tidak ada ekonomi tumbuh tanpa kemajuan teknologi yang mengikutinya. Pertumbuhan ekonomi dan kemajuan teknologi ditentukan oleh kekuatan dan daya inovasi.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: