Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

KOL Stories X Roy Shakti, Kartu Kredit: Jebakan atau Jembatan?

KOL Stories X Roy Shakti, Kartu Kredit: Jebakan atau Jembatan? Kredit Foto: Unsplash/Rawpixel

Sering kali orang terjebak menggunakan kartu kredit karena tanpa perhitungan yang matang. Lalu bagaimana caranya agar dapat bijak menggunakan kartu kredit?

Maka kembali lagi, tetapkan tujuan penggunaannya terlebih dahulu. Saya menetapkan standar ganda terhadap diri saya sendiri. Untuk urusan konsumtif, saya tidak pernah menggunakan kartu kredit.

Namun jika berbicara modal bisnis, menurut saya tidak apa-apa, karena saya sudah menetapkan kartu kredit sebagai bagian dari permodalan bisnis, bukan sebagai alat pembayaran. Oleh karena itu, tetapkan tujuannya terlebih dahulu. Jangan gampang tergoda oleh promo-promo yang secara tidak sadar akan membuat pembukuan Anda menjadi kacau.

Baca Juga: KOL Stories x Denny Santoso: Updating Digital Marketing Strategy in Uncertain Times

Apa saja dampak yang kerap timbul dari penggunaan kartu kredit yang serampangan?

Sudah pasti Anda akan terus ditelpon pihak bank. Jadi, Ketika orang berutang, dapat terlihat apakah orang itu bertanggung jawab atau tidak. Saya bisa melihat banyak karakter orang ketika dia menggunakan utang itu seperti apa. Ada orang yang utangnya kecil dan telat membayar sehingga bisa terlihat karakter orang seperti ini tidak bisa menghargai orang lain. Kemudian ada juga orang yang dari jauh hari sebelum jatuh tempo sudah dibayar. Jadi, karakter orang bisa kelihatan dari cara dia membayar utang.

Jika sudah terperosok karena salah menggunakan kartu kredit, apa langkah yang harus dilakukan?

Menarik, tapi ini kasusnya ada dua versi, tidak membayar karena lupa, atau memang sengaja tidak membayar. Banyak masyarakat Indonesia yang berpikir tanggal jatuh tempo adalah waktunya untuk membayar, padahal itu salah total. Tanggal jatuh tempo adalah tanggal terakhir membayar, artinya ketika Anda membayar dari jauh hari ya tidak masalah.

Untuk orang yang lupa membayar, Anda bisa memasang reminder di ponsel, maksimal satu minggu sebelum jatuh tempo. Tapi kalau memang Anda sengaja melupakan diri karena penghasilannya kurang, ini beda cerita. Ketika sudah besar pasak daripada tiang, Anda harus kalkulasi terlebih dahulu jumlah utang dan penghasilan Anda.

Misalnya, ketika dikalkulasi penghasilan Rp10 juta, utang di kartu kredit sebesar Rp100 juta, ini sudah menjadi masalah karena timpang. Perlu dipahami, metode pembayaran utang ada berbagai macam, bisa menggunakan metode pembayaran cicilan, membayar bunga, bisa juga menggunakan minimum payment walaupun saya tidak menyarankan. Kalau sanggup, bisa langsung membayar. Kalau tidak sanggup, kita harus bertindak bijak, misalnya cut loss atau setop membayar.

Jadi begini, Anda setop membayar terlebih dahulu, kemudian uang yang dialokasikan untuk membayar utang dikumpulkan di sebuah rekening tertentu yang tidak terkoneksi dengan kartu kredit manapun. Tujuannya adalah biarkan uang itu terkumpul sembari menunggu waktu, kemudian sambil negosiasi ke bank untuk minta diskon.

Diskon itu bisa didapat setelah tidak membayar di atas enam bulan. Jadi jika utang Anda sebesar Rp100 juta, Anda bisa menyelesaikannya di angka Rp50 juta yang berasal dari akumulasi dana yang telah dikumpulkan setiap harinya untuk membayar tagihan. Ini memang cara yang ekstrem, tetapi ini adalah cara termurah untuk menyelesaikan masalah ini. Cara saya memang bukan cara yang disukai perbankan, tetapi tujuan saya adalah memberitahu Anda bagaimana caranya untuk bisa keluar dari masalah Anda dengan biaya sekecil mungkin.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Patrick Trusto Jati Wibowo
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: