Kabar Kurang Baik: Terkena Stroke di Usia Produktif Menyebabkan Hambatan...
Dodik mengungkap, beban ekonomi yang muncul akibat serangan strok berdasarkan proyeksi jumlah kasus rawat jalan dan rawat inap sepanjang 2014-2019 berkisar Rp 794,08 miliar. Beban ekonominya menduduki peringkat kedua setelah penyakit jantung Rp 1,82 triliun.
Secara umum, gejala strok bisa dikenali masyarakat. Gejalanya mencakup senyum tidak simetris (mencong ke satu sisi), tersedak, dan sulit menelan air minum secara tiba, gerak separuh anggota tubuh melemah tiba-tiba, tiba-tiba tidak bisa bicara, tidak mengerti kata-kata, hingga bicara tidak nyambung.
Baca Juga: Catat! Ini Tips Ampuh Mencegah dan Mengatasi ‘Duet’ Diabetes dan Asam Urat
Gejala lainnya adalah kebas atau kesemutan separuh tubuh, rabun atau pandangan satu mata kabur secara tiba-tiba, hingga sakit kepala hebat yang muncul tiba-tiba yang tidak pernah dirasakan sebelumnya. Gangguan fungsi keseimbangan atau gerakan sulit dikoordinasi juga dapat menjadi pertanda strok.
"Risiko yang dapat memicu serangan strok, seperti hipertensi, riwayat strok, penyakit jantung, diabetes, merokok, obesitas, alkohol, dan penggumpalan darah," katanya.
Baca Juga: Ya Ampun! Penderita Diabetes Nggak Boleh Makan Ketupat, Duh… Kata Siapa? Pahami Dulu Hal Ini
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Bayu Muhardianto