"Jadi, Puan tampaknya tidak bisa membedakan seseorang itu sebagi gubernur dan kader partainya," lanjutnya.
Akademisi dari Universitas Esa Unggul mengatakan di era demokrasi ini, persoalan sambut menyambut seharusnya sudah diminimalkan. Pasalnya, pemimpin bukan untuk dihormati tetapi bekerja untuk kepentingan rakyatnya.
"Pemimpin yang gila hormat sudah tak layak di negara demokrasi," tegasnya. Pemimpin seperti itu menurutnya hanya terlihat hebat di seremonial tapi minim prestasi kerjanya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait: