Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pemimpin Asia Sepakat Pererat Hubungan, Ini Faktor-faktor Penyebabnya

Pemimpin Asia Sepakat Pererat Hubungan, Ini Faktor-faktor Penyebabnya Kredit Foto: AP Photo/Aijaz Rahi

Mendag mengatakan, tingginya harga komoditas dunia saat ini adalah peluang bagi para petani di negara-negara berkembang besar, seperti Indonesia, India, Brazil, dan Cina untuk menikmati keuntungan lebih. Menurut Lutfi, hal itu adalah ekuilibrium baru dalam perdagangan komoditas pangan dunia.

"Jangan dirusak dengan menyalahkan salah satu negara, misalnya Cina karena posisi dagang yang kurang menguntungkan. Bahaya kalau beberapa negara maju berkelompok untuk membenarkan standar ganda," ujar Lutfi.

Selain kerja sama multilateral, Indonesia juga terus memperkuat kerja bilateral.

Hal yang dimaksud standar ganda oleh mendag adalah negara-negara, yang sudah maju menyalahkan dan mengganggu perdagangan bebas dunia, ketika mereka kurang diuntungkan posisi dagangnya terhadap suatu negara tertentu, misalnya Cina.

Selain kerja sama multilateral, Indonesia juga terus memperkuat kerja bilateral. Indonesia dan Tunisia, misalnya, kembali melanjutkan perundingan Indonesia–Tunisia Preferential Trade Agreement (IT-PTA) melalui pertemuan Intersesi kelima, yang dilaksanakan secara hibrida. 

Perundingan IT-PTA membahas dua isu utama, yakni perdagangan barang dan ketentuan asal barang.

Berdasarkan pernyataan resmi Kementerian Perdagangan pada Sabtu (28/5), di putaran kelima ini kedua negara menyepakati dan menuntaskan pembahasan sebagian besar cakupan isu ketentuan asal barang.

Delegasi Indonesia dipimpin Direktur Perundingan Bilateral Johni Martha, sedangkan delegasi Tunisia dipimpin Direktur Kerja Sama dengan Negara-negara Arab dan Asia Kementerian Perdagangan Republik Tunisia Chedli May.

Johni mengungkapkan, pada pertemuan intersesi tersenit, kedua pihak juga berpandangan untuk memasukkan konsep imbal dagang dalam kesepakatan PTA. Konsep ini sebagai alternatif mekanisme perdagangan bilateral, yang dapat dimanfaatkan pelaku usaha kedua belah pihak dalam kegiatan ekspor-impor mereka.

“Jika disepakati, hal ini merupakan terobosan baru dalam kerangka kerja sama bilateral yang dilakukan Pemerintah Indonesia,” katanya. 

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: