Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Jelang Pemilu 2024, Politik Saling Jegal Makin Kental

Jelang Pemilu 2024, Politik Saling Jegal Makin Kental Kredit Foto: Rahmat Saepulloh

Saat ini, mereka pun melihat Indonesia tengah menghadapi satu momentum krusial yang kelak menentukan kelangsungan agenda strategis mereka di Indonesia: bisnis dan kekuasaan. Dua kata kunci itulah yang sulit dilepaskan dari sistem kerja invisible hand yang tiada hentinya memainkan pengaruh di setiap lini dan momentum.

Apalagi, kata Harsam, PBNU belakangan diduga lebih condong ke Amerika Serikat yang notabene merupakan salah satu kekuatan invisible hand yang paling berkepentingan di balik kontestasi elektoral 2024.

Baca Juga: Sebelum Lantik Menteri, Jokowi Jamu Ketum Parpol, Airlangga Blak-blakan: Konsolidasi Politik

Rumor kecondongan PBNU ke Paman Sam ini tidak terlepas dari sosok Ketum PBNU, K.H. Yahya Cholil Staquf alias Gus Yahya yang dinilai memiliki hubungan dekat dengan AS. Kecurigaan ini semakin menguat ketika baru beberapa saat Gus Yahya dilantik, kantor ormas Islam tersebut langsung dikunjungi Dubes AS untuk Indonesia, Sung Y Kim pada Senin, 1 Maret 2022. 

Sementara, sebelum-sebelumnya PBNU kerap diisukan memiliki hubungan mesra dengan Tiongkok. Kemesraan itu nampak terlihat kala PBNU sebelumnya menggelar buka puasa bersama dengan Dubes Tiongkok untuk Indonesia Xiao Qian pada 4 Mei 2020. 

"Timbulnya perubahan 'rasa' dari China ke AS ini tentu menimbulkan rasa cemburu dari sang mantan. Apalagi jika hal ini dihubungkan dengan persaingan di antara kedua negara rivalitas dalam memperebutkan pesona Indonesia," jelasnya.

Baca Juga: Tegaskan Tak Kenal Ikatan Alumni, GP Ansor: Tolak Manuver Politik Demi Kepentingan Jangka Pendek!

Oleh karena itu, intrik politik yang coba dimainkan dengan harapan dapat melumpuhkan kekuatan hijau Islam (PBNU) menjadi make sense.

"Dengan pembacaan itu pula menjadi masuk akal bahwa untuk dapat menguasai Indonesia ke depan, kekuatan invisible hand, apakah perlu terlebih dahulu melumpuhkan salah satu kekuatan hijau melalui sanderaan politik?" pungkasnya.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Ayu Almas

Bagikan Artikel: