Kisah Perusahaan Raksasa: Jagoan Kereta Api, JR East Unggul di Jepang, Besar di Dunia
Nasionalisasi perkeretaapian mendorong pertumbuhan industri lokomotif pribumi, karena pada saat nasionalisasi 147 jenis lokomotif dari berbagai negara dan pabrikan yang berbeda berada di bawah kendali pemerintah. Ternyata sulit bagi pemerintah untuk menggabungkannya dalam satu sistem.
Sementara itu, volume angkutan pada tahun 1955 adalah 81,8 triliun ton/km, meningkat menjadi 341,9 miliar ton/km pada tahun 1970, meningkat 4,2 kali. Pada periode yang sama, lalu lintas penumpang naik 3,5 kali lipat dari 165,8 miliar orang/km menjadi 587,2 orang/km.
Modernisasi JNR dapat diukur dari laju elektrifikasi jalur dan pertumbuhan persentase jalur ganda antar jalur JNR. Hanya 9,8 persen dari jalur yang dialiri listrik pada tahun 1955, tetapi pada tahun 1984 telah meningkat menjadi 43,4 persen. Hanya 12,7 persen dari jalur JNR adalah jalur ganda pada tahun 1960, dibandingkan dengan 27,1 persen pada tahun 1984.
Jumlah lokomotif uap menurun dari 3.974 pada tahun 1960 menjadi 1.601 pada tahun 1970, berbeda dengan peningkatan dramatis lokomotif listrik dari 4.534 pada tahun 1960 menjadi 12.582 pada tahun 1970 Di wilayah provinsi dibuat jalur tunggal, karena lebih murah dan memadai untuk lalu lintas tingkat rendah. Konversi dari uap ke listrik dan pengenalan mesin diesel adalah cara yang lebih disukai untuk meningkatkan kapasitas daripada konversi jalur dari jalur tunggal ke jalur ganda.
Peristiwa paling penting dalam perkembangan JNR pascaperang adalah pengenalan Shinkansen (kereta peluru) pada tahun 1964, untuk jarak 515 kilometer antara Tokyo dan Osaka. Kecepatan maksimum yang dicapai adalah 200 kilometer per jam, yang memungkinkan untuk mempersingkat waktu perjalanan dari enam setengah jam dengan kereta api sebelumnya menjadi empat jam dengan Shinkansen.
Shinkansen mencapai kinerja puncak pada waktunya untuk peningkatan permintaan penumpang untuk Olimpiade Tokyo, yang dibuka pada tahun 1964. Jumlah 80 juta dolar AS, diperkirakan untuk menutupi total biaya konstruksi untuk Shinkansen, dipinjam dari Bank Dunia. Total biaya ketika selesai pada tahun 1961 hampir dua kali lipat dari perkiraan semula.
Jalur Shinkansen diperpanjang ke barat ke Okayama pada tahun 1972 dan kemudian ke Hakata, kota terbesar di Kyushu, pada tahun 1975. Pada tahun 1982 jalur Shinkansen diperpanjang lebih jauh, ke utara dari Ueno, Tokyo ke Morioka di prefektur Iwate, dan ke Niigata.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Muhammad Syahrianto
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: