Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ketika Badan Energi Atom Internasional Siap Gabung dalam KTT G20 Indonesia

Ketika Badan Energi Atom Internasional Siap Gabung dalam KTT G20 Indonesia Kredit Foto: Reuters/Leonhard Foeger
Warta Ekonomi, Jakarta -

Direktur Jenderal Badan Energi Atom Internasional (IAEA) Rafael Grossi dan para ahli bergabung dengan perwakilan dari Indonesia, pemegang Kepresidenan G20, serta Korea Selatan dan Uni Emirat Arab. Mereka membahas peran teknologi nuklir dalam mencapai tujuan bersih nol dan pembangunan berkelanjutan.

Acara virtual Potensi Nuklir dalam Transisi Energi, yang diselenggarakan bersama oleh IAEA dan Indonesia sebagai bagian dari seri webinar G20, akan membantu menginformasikan kerja Kelompok Kerja Transisi Energi (ETWG) G20 yang bertujuan untuk mencapai kesepakatan global tentang peralihan energi berkelanjutan selama KTT G20 yang ditetapkan untuk Bali, Indonesia, pada 15 hingga 16 November.

Baca Juga: G20 Susun Kebijakan Dukung Transisi Energi yang Adil dan Terjangkau

Ini menampilkan IAEA dan pakar lain tentang topik termasuk teknologi yang muncul, seperti reaktor modular kecil (SMR), serta dukungan badan tersebut untuk negara-negara pendatang baru yang ingin menambahkan nuklir ke dalam bauran energi mereka.

“Tenaga nuklir adalah sumber daya yang terbukti,” kata Grossi dalam pidato utamanya, dikutip laman resmi IAEA, Kamis (16/6/2022).

Dia juga menyoroti bahwa selama lima dekade terakhir “telah menghindari sekitar 70 giga ton CO2 dan mengurangi jumlah besar kematian yang disebabkan oleh polusi udara.”

"Tapi nuklir bisa melakukan lebih dari sekadar menyalakan lampu. Ini juga dapat mengurangi emisi CO2 yang dihasilkan oleh industri dalam aplikasi non-listrik, seperti produksi hidrogen, uap industri, dan desalinasi air," tambahnya.

G20 adalah platform multilateral yang menghubungkan negara-negara maju dan berkembang utama di dunia. Ini memainkan peran kunci dalam memetakan arah ekonomi global, mewakili lebih dari 80 persen produk domestik bruto global dan 60 persen populasi dunia.

Kelompok kerja G20 termasuk ETWG memberikan analisis mendalam tentang isu-isu utama untuk membantu menginformasikan proses pengambilan keputusan G20.

Tenaga nuklir saat ini dioperasikan di 32 negara, menyediakan sekitar 10 persen listrik dunia dan sekitar 25 persen listrik rendah karbon. Sekitar 441 reaktor beroperasi dengan total kapasitas hampir 400 gigawatt. Lima puluh tiga reaktor sedang dibangun di 17 negara, dengan China membangun reaktor terbanyak (15).

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: