Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Laporan GEI Bappenas: Performa Ekonomi Hijau RI Tunjukkan Tren Positif

Laporan GEI Bappenas: Performa Ekonomi Hijau RI Tunjukkan Tren Positif Kredit Foto: Freepik/Indylooker
Warta Ekonomi, Jakarta -

Laporan Indeks Ekonomi Hijau atauĀ Green Economy Index (GEI) yang diluncurkan oleh Kementerian PPN/Bappenas menunjukkan Indonesia memiliki tren performa ekonomi hijau yang positif selama periode 2011-2022.

"Performa ekonomi hijau Indonesia menunjukkan tren yang meningkat selama sepuluh tahun dengan skor komposit 59,17 pada 2020," kata Medrilzam, Direktur Lingkungan Hidup Kementerian PPN/Bappenas, dalamĀ media briefing peluncuran laporan GEI yang dipantau secara virtual, Selasa (9/8/2022).

Temuan dari laporan tersebut menunjukkan indikator ekonomi memiliki kinerja yang paling progresif, terutama untuk intensitas energi yang skornya meningkat dari 34 pada 2011 menjadi 74 pada 2020. Adapun secara keseluruhan, sebagian besar skor pada pilar ekonomi menunjukkan hasil yang baik.

Baca Juga: Transisi Ekonomi Hijau Disebut Mampu Tingkatkan PDB hingga 6,5% Per Tahun hingga 2050

Indikator-indikator lain yang juga memiliki skor baik adalah tutupan hutan, sampah terkelola, produktivitas tenaga kerja industri, dan angka harapan hidup. Keempat indikator tersebut memiliki skor di atas 75.

Sementara itu, pilar sosial sempat mengalami penurunan pada 2020 akibat serangan pandemi, kendati memiliki performa yang meningkat selama sepuluh tahun terakhir. Pandemi memicu kemunduran yang signifikan pada tingkat kemiskinan dan pengangguran.

Di sisi lain, pilar lingkungan menunjukkan tren yang kurang baik pada 2011-2014. Namun, trennya mulai meningkat sejak 2015 hingga seterusnya. Peningkatan ini didorong oleh tingginya pertumbuhan bauran energi baru dan terbaruan serta sampah terkelola.

"Indeks Ekonomi Hijau dapat digunakan untuk menilai interaksi sosial-ekonomi-lingkungan dalam lingkup ekonomi hijau dan mengidentifikasi potensi risiko dan peluang untuk merancang kebijakan ekonomi hijau yang lebih baik ke depannya," ujarnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Imamatul Silfia
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: