Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Yang Tertular Banyak dari Golongan LGBT, WHO Lagi Godok Nama Baru Pengganti Cacar Monyet

Yang Tertular Banyak dari Golongan LGBT, WHO Lagi Godok Nama Baru Pengganti Cacar Monyet Kredit Foto: Reuters/Dado Ruvic
Warta Ekonomi, New York -

Penamaan cacar monyet atau monkeypox yang selama ini digunakan akan segera diganti, kata Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Badan kesehatan dunia itu sedang mengadakan  forum terbuka untuk mengganti nama penyakit tersebut.

WHO mengatakan keputusan itu dibuat setelah pertemuan dengan Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (FAO), yang membantu mengidentifikasi praktik terbaik untuk penamaan penyakit baru. Apalagi penyakit ini didominasi oleh mereka dalam kelompok LGBT.

Baca Juga: Berbeda dengan Covid,19, Virus Cacar Monyet Menyebar Lewat Apa?

“Menghindari menyebabkan pelanggaran terhadap budaya, sosial, nasional, regional, profesional, atau kelompok etnis, dan meminimalkan dampak negatif pada perdagangan, perjalanan, pariwisata atau kesejahteraan hewan,” kata WHO dalam sebuah pernyataan pekan ini seperti dilansir dari Fox News, Minggu (14/8/2022).

WHO mengatakan mereka juga telah mengganti nama dua keluarga virus lain, atau clades, dengan menggunakan angka Romawi, untuk menghindari stigmatisasi.

Versi penyakit yang sebelumnya dikenal di Kongo sekarang dikenal sebagai Clade satu atau I dan clade Afrika Barat akan dikenal sebagai Clade dua atau II.

Selain itu, WHO juga menuturkan, siapa pun yang ingin mengajukan saran nama dapat melakukannya di situs web mereka.

Keputusan itu muncul setelah sekelompok ilmuwan pada Juni mengusulkan perubahan nama atas nama diskriminatif dan menstigmatisasi.

Nama baru, akan meminimalkan dampak negatif pada negara, wilayah geografis, ekonomi dan orang-orang dan yang mempertimbangkan evolusi dan penyebaran virus. Para ilmuwan mengusulkan nama netral yang menjelaskan evolusi virus.

“Dalam konteks wabah global saat ini, referensi lanjutan, nama virus ini diskriminatif dan menstigmatisasi. Manifestasi paling jelas dari ini adalah penggunaan foto pasien Afrika untuk menggambarkan cacar,” kata WHO.

Pusat Pengendalian Penyakit mencatat bahwa sumber cacar monyet tidak diketahui. Virus tersebut dinamai pada tahun 1958 ketika dua wabah penyakit mirip cacar terjadi di koloni tempat monyet disimpan untuk penelitian.

Sebelum tahun 2022, kasus cacar monyet hampir selalu dikaitkan dengan perjalanan internasional ke negara-negara di mana penyakit ini umum atau melalui hewan impor. Kasus manusia pertama terjadi pada tahun 1970.

Yang perlu diketahui orang dengan jelas adalah penularan yang kita lihat terjadi antara manusia kepada manusia.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: