Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Sertifikat Sustainability Jadi Bagian Kegiatan Sektor Industri Perkebunan Sawit Nasional

Sertifikat Sustainability Jadi Bagian Kegiatan Sektor Industri Perkebunan Sawit Nasional Kredit Foto: Antara/Makna Zaezar
Warta Ekonomi, Jakarta -

Sustainability atau keberlanjutan telah menjadi salah satu kebutuhan pokok dari perkebunan kelapa sawit nasional. Produktivitas hasil panen dari perkebunan kelapa sawit di Indonesia dapat meningkat jika pelaku usaha menerapkan prinsip dan kriteria keberlanjutan.

Direktur Utama Mutu International, Arifin Lambaga, mengatakan bahwa keberadaan sertifikasi keberlanjutan telah menjadi bagian dari kegiatan perkebunan kelapa sawit nasional. Saat ini, sertifikasi keberlanjutan yang ada yakni Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) yang bersifat mandatory (wajib) di Indonesia dan sertifikasi Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) yang bersifat volunteer (sukarela) di dunia.

Baca Juga: Tak Lagi Disebut Limbah, Produk-produk Sampingan Sawit Ini Ternyata Bernilai Ekonomis

Menurut Arifin, keberadaan sertifikasi RSPO dan ISPO bagi perusahaan perkebunan kelapa sawit telah menjadi bagian dari aksi korporasinya. Hal ini dapat dilihat pada grup perusahaan besar swasta dan perusahaan negara yang terus berupaya mendapatkan sertifikasi keberlanjutan.

“Sebagai contoh Perusahaan Negara yaitu Holding Perkebunan Nusantara, terus melakukan sertifikasi keberlanjutan di perkebunan kelapa sawit hingga industri turunannya,” kata Arifin, dilansir dari laman InfoSAWIT pada Rabu (14/12). 

Keberadaan keberlanjutan, kata Arifin dilansir dari laman InfoSAWIT, telah menjadi bagian dari kunci sukses pembangunan bisnis minyak sawit nasional dari hulu hingga hilir. Sebab, keberadaan minyak sawit dan produk turunannya membutuhkan sertifikasi keberlanjutan agar dapat diterima pasar global. 

Arifin juga mengungkapkan, pembangunan industri minyak sawit nasional, juga dapat melakukan mitigasi terhadap perubahan iklim global. Hal ini sejalan dengan upaya para pemimpin negara-negara dunia termasuk Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang mendorong adanya pembangunan industri hijau.

“Minyak sawit dapat menjadi produk hijau terbarukan yang berkontribusi besar terhadap mitigasi dari perubahan iklim global,” ungkap Arifin.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Lestari Ningsih

Bagikan Artikel: