Ketua Tim Kampanye Hutan Greenpeace Indonesia, Ari Rompas menilai kebijakan bauran energi fosil dan nonfosil melalui pencampuran CPO dengan Solar dapat menghambat target net zero emission (NZE) pemerintah.
Menurutnya, emisi yang disebabkan oleh biodiesel atau pencampuran antara CPO dan bahan bakar fosil akan sangat besar, dan berdasarkan riset yang ada B30 setidaknya akan membutuhkan sekitar 5,6 juta hektare lahan baru.
"Kalau kita melihat emisi dari biodiesel akan sangat besar karena dari riset yang kami lakukan, B30 itu akan membutuhkan lahan sekitar 5,6 juta, B50 hampir 9 juta hektare kalau memang diterapkan B30-B50 itu membutuhkan lahan," Ujar Ari dalam diskusi, Selasa (7/2/2023).
Baca Juga: Kejaksaan Ajukan Banding, Dugaan Korupsi Ekspor CPO Masih Berlanjut
Ari mengatakan, berdasarkan analisis tim Greenpeace Indonesia, juga akan ada defisit CPO karena kebutuhan lainnya terhadap produksi CPO diambil oleh beberapa industri.
"Dalam konteks B30 sekitar 40 juta ton, kalau B50 sekitar 100 juta ton," ujarnya.
Lanjutnya, dari sisi ini menujukan bahwa perusahaan sawit sebetulnya juga bermasalah, di mana masalah yang ada mulai dari deforestasi, pelanggaran HAM, termasuk juga koneksi dan ketimpangan.
"Dan termasuk korupsi yang kita ketahui itu katanya sangat erat dengan industri sawit termasuk biodiesel," ungkapnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Djati Waluyo
Editor: Rosmayanti
Advertisement