Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Miliarder AS Sebut Crypto Dogecoin dan Shiba Inu Sebenarnya Tidak Bernilai: Semua Itu Hanya Khayalan Kolektif

Miliarder AS Sebut Crypto Dogecoin dan Shiba Inu Sebenarnya Tidak Bernilai: Semua Itu Hanya Khayalan Kolektif Kredit Foto: Twitter/Decrypt
Warta Ekonomi, Jakarta -

Miliarder investor dan pendiri raksasa investasi, Morgan Creek Capital, Mark Yusko berujar token meme bertema anjing seperti Dogecoin (DOGE) dan Shiba Inu (SHIB) tidak memiliki nilai.

Dalam sebuah wawancara baru dengan Blockworks, veteran crypto ini mengatakan bahwa, menurutnya, kedua token tersebut harus menjadi nol.

“Setiap hari saya harus hidup dengan ini, di mana saya mengatakan bear market di crypto akan berakhir ketika DOGE dan SHIB mencapai nol. Mereka tidak pernah mencapai nol. Bahkan, mereka naik lagi," ujar Yusko, mengutip The Daily Hodl di Jakarta, Jumat (10/2/23).

Baca Juga: Tak Pernah Suka dengan Cryptocurrency, Miliarder Charlie Munger Minta Pemerintah AS Tiru Kebijakan China!

Pada saat penulisan, DOGE adalah crypto peringkat kesembilan dengan kapitalisasi pasar USD12,4 miliar (Rp187 triliun) dan diperdagangkan seharga USD0,089. Sementara, SHIB adalah crypto peringkat ke-14 dengan kapitalisasi pasar USD8,2 miliar (Rp124 triliun) dan diperdagangkan USD0,0000137.

Yusko mengatakan proyek tersebut telah mengumpulkan kapitalisasi pasar yang besar tanpa hasil.

“Setidaknya Amazon… mereka menghasilkan keuntungan dan arus kas. Mereka telah menemukan cara untuk menghasilkan pengembalian…. Oke, jadi jika saya memiliki saham di perusahaan itu, saya dapat mengembalikannya ke perusahaan dan saya benar-benar akan mendapatkan sesuatu untuk itu. Tapi stok meme atau koin meme? Tak bernilai sama sekali,” tandasnya lagi.

Yusko mengatakan mereka yang menumpuk token tersebut sejak awal hanya setuju untuk tidak menjual agar harga tidak jatuh dan terus meyakinkan orang lain untuk membeli.

Dia juga mengatakan dia selalu percaya bahwa setelah Federal Reserve melakukan serangkaian kenaikan suku bunga untuk menurunkan inflasi, hal itu akan menyebabkan token meme runtuh.

Kebijakan hawkish cenderung menguras "uang gratis" dari sistem, karena investor melarikan diri dari investasi spekulatif selama perlambatan pasar.

“Semua itu adalah khayalan kolektif. Jika Anda tidak menjual dan saya tidak menjual maka harganya tidak bisa turun. Jadi semua orang tidak menjual. Dan faktanya, jika kita bisa membuat orang lain membeli, maka harganya akan naik," ujarnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami

Advertisement

Bagikan Artikel: