Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ragam Cara PTBA Dukung Net Zero Emission 2060

Ragam Cara PTBA Dukung Net Zero Emission 2060 Kredit Foto: Djati Waluyo
Warta Ekonomi, Jakarta -

Direktur Utama PT Bukit Asam Tbk (PTBA) Arsal Ismail mengatakan, untuk mendukung Pemerintah mencapai target Net Zero Emission pada 2060, PTBA menerapkan praktik pertambangan yang baik (Good Mining Practice) dengan program-program dekarbonisasi.

"Hingga Desember 2022, tercatat total areal reklamasi PTBA sudah mencapai 2.151,84 hektare (ha)," ujar Arsal dalam konferensi pers, Kamis (9/3/2023). 

Arsal mengatakan, pada lahan tersebut telah ditanam 2.689.800 batang pohon dari berbagai jenis pohon mulai dari sengin hingga pohon matoa.

Baca Juga: PTBA Targetkan Pembangunan Angkutan Batu Bara Tanjung Enim-Keramasan Tuntas 2024 

Bukan hanya reklamasi lahan, PTBA juga telah menjalankan sejumlah program untuk mendukung dekarbonisasi.

Dari sisi operasional, perusahaan menerapkan Eco Mechanized Mining, yakni mengganti peralatan pertambangan yang menggunakan bahan bakar fosil menjadi elektrik. Beberapa alat berbasis listrik yang telah digunakan PTBA di antaranya tujuh ekskavator listrik berjenis Shovel PC-3000, 40 Dump Truck sekelas 100 ton hybrid (diesel dan listrik), dan enam pompa tambang berbasis listrik.

"Sebagai langkah konkrit dalam mengurangi emisi karbon, PTBA telah mengoperasikan lima unit bus listrik di Pelabuhan Tarahan dan 10 unit bus listrik di Unit Pertambangan Tanjung Enim. Total telah ada 15 unit bus listrik yang dioperasikan PTBA," ujarnya.

Lanjutnya, penggunaan kendaraan listrik akan terus ditingkatkan sebagai langkah untuk mengurangi emisi karbon. Di mana pengurangan emisi karbon diestimasikan mencapai 16 ton CO2 per tahun per bus. 

"Selain itu, penggunaan bus listrik mengurangi pemakaian bahan bakar minyak (BBM) hingga 9.672 liter per tahun per bus," ucapnya.

Bukan hanya itu, Arsal mengatakan bahwa perusahaan juga menerapkan E-Mining Reporting System, yaitu sistem pelaporan produksi secara real time dan daring sehingga mampu meminimalkan pemantauan konvensional yang menggunakan bahan bakar.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Djati Waluyo
Editor: Rosmayanti

Advertisement

Bagikan Artikel: