Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Nama Imam Besar Diincar Jadi Cawapres Ganjar Pranowo, KORNAS: Bukti Pimpinan Parpol Tak Punya Nilai Jual Tinggi

Nama Imam Besar Diincar Jadi Cawapres Ganjar Pranowo, KORNAS: Bukti Pimpinan Parpol Tak Punya Nilai Jual Tinggi Kredit Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kelompok relawan pendukung Ganjar Pranowo, Kongres Rakyat Nasional (KORNAS) menyoroti kabar Imam Besar Masjid Istiqlal, Nasaruddin Umar yang disebut masuk dalam daftar bakal Cawapres Ganjar Pranowo di Pilpres 2024, sebagaimana diungkapkan oleh Ketua Majelis Pertimbangan PPP M. Romahurmuziy alias Rommy dalam keterangan tertulis.

Presidium KORNAS, Sutrisno Pangaribuan menilai munculnya nama Nasaruddin Umar di bursa Cawapres Ganjar Pranowo merupakan bukti bahwa pimpinan Parpol tidak punya nilai jual yang cukup di kontestasi nasional.

Munculnya nama K.H Nasaruddin Umar, Imam Besar Masjid Istiqlal sebagai Bacawapres Ganjar Pranowo sebagai bukti bahwa kandidat dari pimpinan Parpol tidak memiliki nilai jual yang tinggi,” ujar Sutrisno dalam keterangan resmi kepada wartaekonomi.co.id, Rabu (17/5/23).

Baca Juga: Ogah Dukung Pemimpin yang Suka Nonton Video Porno, Organ Sayap PPP Tolak Dukung Ganjar Pranowo

Hal ini Sutrisno ungkapkan juga untuk menyoroti wacana penghapusan Pemilihan Gubernur (Pilgub) yang sempat diutarakan oleh salah satu pimpinan parpol. Sutrisno menilai usulan itu hanyalah upaya jalan pintas yang dilakukan pimpinan Parpol untuk menghentikan tren Kepala Daerah yang punya elektabilitas tinggi di kontestasi Pilpres 2024.

Mereka para pimpinan Parpol menurut Sutrisno ingin mengembalikan tren kontestasi Pilpres diisi oleh pimpinan Parpol.

Sadar atas realitas bahwa Pilpres 2024 adalah panggung kepala daerah, maka pimpinan Parpol mengusulkan penghapusan Pilgub dan jabatan Gubernur. Gagasan ini sebagai jalan pintas agar panggung politik nasional kembali ke pangkuan pimpinan Parpol,” jelasnya.

Baca Juga: Ganjar Pranowo Ngibul Soal Cari Takjil di Masjid UGM saat Jadi Mahasiswa? Refly Harun Sampai Ngakak Dengarnya: Dulu Masih Kuburan!

Realitas saat ini, lanjut Sutrisno, memberi pesan bahwa untuk tampil di gelanggang politik nasional sebagai Capres atau Cawapres tidak cukup hanya menjadi pimpinan Parpol, pimpinan lembaga tinggi negara, atau menteri.

Maka menurut Sutrisno manuver pimpinan Parpol untuk menjadi kandidat Capres dan Cawapres lebih baik diakhiri.

Karenanya, alih-alih melakukan manuver mengusulkan agar Pilgub/Pilkada dihapuskan, Sutrisno menyarankan agar para pimpinan Parpol mulai melirik kontestasi kepala daerah dengan harapan punya peluang maju di kontestasi nasional jika terpilih.

Baca Juga: Geger! Nilai Ganjar Tak Bisa Selesaikan Masalah Selama Memimpin Dua Periode, Warga Jawa Tengah Ini Pilih Dukung Anies Baswedan Jadi Presiden

Pimpinan Parpol seperti Muhaimin Iskandar, lebih baik mempersiapkan diri maju di Pilgub Jawa Timur. Agus Harimurti Yudhoyono maju di Pilgub DKI Jakarta. Bambang Soesatyo maju di Pilgub Jawa Tengah. Airlangga Hartarto maju di Pilgub Jawa Barat. Zulkifli Hasan maju di Pilgub Lampung. Yusril Izha Mahendra maju di Pilgub Bangka Belitung. Fahri Hamzah maju di Pilgub Nusa Tenggara Barat,” tuturnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Bayu Muhardianto
Editor: Bayu Muhardianto

Advertisement

Bagikan Artikel: