Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Tantangan dalam Literasi Digital di Tengah Derasnya Arus Informasi

Tantangan dalam Literasi Digital di Tengah Derasnya Arus Informasi Kredit Foto: Unsplash/S O C I A L . C U T
Warta Ekonomi, Singkawang -

Dalam rangka kampanye Gerakan Nasional Literasi Digital di Indonesia, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bersama dengan Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi menyelenggarakan Festival Literasi Digital #MakinCakapDigital 2023 untuk segmen komunitas di wilayah Kalimantan dengan tema "Berani Bersuara dengan Makin Cakap Digital" di Singkawang Grand Mall pada Sabtu (26/8/2023).

Kali ini hadir pembicara-pembicara program kegiatan Literasi Digital #MakinCakapDigital di tahun 2023 yang ahli di bidangnya untuk berbagi antara lain PJ Walikota Singkawang, Sumastro dan Kepala Dinas Kominfo Singkawang, Evan Ernanda, serta mengundang KOL Eddi Brokoli pada sesi pertama webinar.

Selanjutnya di sesi kedua hadir dari Relawan TIK Kalimantan Barat, Dwi Wahyudi, dan Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kota Singkawang, Koordinator Program Literasi Digital Kemenkominfo, Rizki Ameliah Cawidu, serta mengundang Penyanyi Saykoji sebagai KOL.

Baca Juga: Pelajar Harus Miliki Kompetensi Literasi Digital Terkait Etika Berinternet

Survei terbaru Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet (APJI) 2023 menyebutkan, pengguna internet di Indonesia terus bertambah setiap tahunnya, kini bahkan mencapai 215 juta. Adapun menurut data BPS pada 2018 dari tiga subindeks, Indeks Pembangunan Teknologi Informasi dan Komunikasi (IP-TIK) Indonesia, subindeks keahlian yang memiliki skor paling rendah menurut data yang dirilis 2019. 

PJ Wali Kota Singkawang, Sumastro, mengungkapkan terdapat tantangan dalam literasi digital yang harus bisa dihadapi dan diatasi. Pertama adalah arus informasi yang deras sehingga masyarakat perlu memilah apa yang didapat di internet, kemudian penyebaran konten-konten negatif seperti pornografi yang harus dihalau dengan lebih banyak penyebaran konten positif. 

"Literasi digital memiliki empat prinsip dasar yaitu pemahaman masyarakat akan informasi, lalu saling berhubungan antara satu dan lainnya," ungkap Sumastro, saat menjadi narasumber kegiatan literasi digital #makincakapdigital 2023 untuk segmen komunitas di Kalimantan, Sabtu (26/8/2023).

Ia juga melanjutkan, faktor sosial sebagai prinsip lainnya adalah bagaimana sesama pengguna media digital saling berbagi. prinsip keempat, kurasi baginya adalah hal penting, sehingga masyarakat harus memiliki kemampuan mengakses, memahami, serta menyimpan informasi untuk dibaca setiap hari. 

Eddy Brokoli, sebagai KOL dalam webinar kali ini membicarakan tentang pengaruh media sosial bagi kehidupan seseorang.

"Saat ini di mata publik, karakter diri seseorang dilihat dari apa yang ditampilkan di media sosial," ungkapnya di kesempatan yang sama. 

Ia melanjutkan, namun sebenarnya melalui media digital, khususnya media sosial banyak hal baik yang bisa disebarkan untuk memberikan inspirasi bagi banyak orang. Mantan VJ MTV itu mencontohkan kegiatan yang pernah ia lakukan saat melakukan penanaman pohon di Pangandaran, lalu program "Berdua Bersama Ayah" sebagai gerakan yang muncul akibat keresahan akan isu fatherless. 

Eddy pun mengajak siapa saja untuk berperan dalam literasi digital. Beberapa hal yang bisa dilakukan misalnya memberi tanda suka untuk konten-konten positif, hingga ikut serta melaporkan jika ada konten-konten negatif.  

Nara sumber lainnya, Relawan TIK Kalimantan Barat, Dwi Wahyudi menambahkan, kehidupan yang serba digital saat ini telah menciptakan digital society sebagai kerangka berpikir mendasar antara interaksi teknologi dengan manusia.

"Setelah society 4.0 akan lahir 5.0 yang merupakan penyempurnaan sebelumnya, di mana teknologi menjadi bagian manusia itu sendiri bukan hanya untuk berbagi informasi tapi juga untuk memudahkan kehidupan manusia sehari-hari," paparnya.

Dampak dari digital society adalah memperluas jaringan pertemanan, lebih mudah mengekspresikan diri, dan munculnya banyak pekerjaan baru. Meski demikian tetap ada kekurangannya jika terjadi pelanggaran HAKI, munculnya informasi digital yang tidak sesuai hingga budaya "mager" karena segala sesuatunya lebih mudah didapat lewat pemesanan online. 

Sebagai tambahan, di sesi kedua Koordinator Program Literasi Digital Kemenkominfo, Rizki Ameliah Cawidu mengatakan bahwa di media digital seseorang tetap bisa membangun kritik yang beretika untuk menciptakan lingkungan yang harmonis.

"Kritik beretika berarti kritik bebas dilakukan bagi siapa pun dan kepada siapa pun, namun perhatikan penyanpaiannya," paparnya.

Etika memberikan kritik seperti mengawalinya dan mengakhirinya dengan pujian, kemudian jangan memberi kritik di depan umum, dan kritik kesalahannya bukan orangnya. Selain itu sebagai pengkritik, haruslah menemani orang tersebut untuk membenahi kesalahannya.  

Baca Juga: KemenKopUKM Gandeng US-ABC Hingga IWAPI Akselerasi Digitalisasi UMKM

Sebagai informasi, Webinar Makin Cakap Digital merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam program Indonesia Makin Cakap Digital yang diinisiasi oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI (Kemenkominfo) bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi. 

Adapun informasi lebih lanjut mengenai literasi digital dan info kegiatan dapat diakses melalui Website literasidigital.id atau event.literasidigital.id, atau akun Instagram @literasidigitalkominfo, Facebook Literasi Digital Kominfo dan Youtube Literasi Digital Kominfo.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ayu Almas

Advertisement

Bagikan Artikel: