- Home
- /
- Kabar Finansial
- /
- Bursa
Analis: Saham Terlalu Murah, Padahal Harita Nickel Punya Masa Depan Cerah!
Selain itu, NCKL juga memiliki teknologi penting lainnya dalam industri nikel yang tak kalah menarik seperti rotary kiln electric furnace (RKEF) yang menghasilkan nickel pig iron (NPI), bahan baku baja nirkarat atau stainless steel.
“Trimegah Bangun Persada (NCKL) merupakan perusahaan nikel paling terintegrasi di Indonesia. Berlokasi di Pulau Obi, Maluku, Perusahaan memiliki biaya operasional yang sangat efisien,” jelas Macquarie.
Baca Juga: Tingkatkan Kesejahteraan Masyarakat, Harita Nickel Gencar Berdayakan Petani
Adapun cash cost perseroan terbilang sangat murah, hanya sebesar US$ 1.500-3.000 per ton atau 10-20% lebih rendah dari pesaing yang tercatat di Bursa Efek Indonesia.
Dengan semua hal tersebut, Macquarie menilai bahwa produksi nikel Harita Nickel akan naik 6,9 kali menjadi 425 ribu ton pada 2024. Sejalan dengan itu, pihaknya juga memprediksi laba bersih Perusahaan akan naik 17%, 64%, dan 38% pada 2023, 2024, dan 2025.
Katalis hal tersebut adalah tambahan kapasitas dari proyek RKEF dan HPAL baru dan perkembangan lebih lanjut soal rencana membangun pabrik SS yang dilakukan oleh Harita Nickel.
“Kami melihat risiko ekspansi NCKL lebih rendah dibandingkan para pesaingnya. NCKL adalah saham pilihan kami di sektor nikel,” tegas Macquarie.
Dalam kunjungan langsung ke lokasi di Pulau Obi, Maluku Utara, Warta Ekonomi menyaksikan sendiri pembangunan yang sedang dilakukan Harita Group. “Pemegang saham kami ingin agar semaksimal mungkin bisa memiliki ekosistem bisnis yang terpadu,” ujar Stevi Thomas C, Director of External Relations PT Trimegah Bangun Persada.
Baca Juga: Meroketnya Ekonomi Maluku Utara, Bukti Keberkahan Industri Nikel Indonesia
Itulah yang terlihat di lapangan. Selama 24 jam tidak ada kegiatan yang terhenti. Saat tengah malam rombongan wartawan melakukan perjalanan pulang ke pelabuhan pun kegiatan tetap berlangsung. “Yang Bapak lihat itu sedang dalam tahap clearing. Selanjutnya akan dibangun pabrik lagi,” cerita pengemudi kami.
Penulis : Aldi Ginastiar
Laporan : Muhamad Ihsan
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Aldi Ginastiar
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait:
Advertisement