Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kinerja Sektor Jasa Keuangan RI Stabil, Kata OJK

Kinerja Sektor Jasa Keuangan RI Stabil, Kata OJK Kredit Foto: Antara/Media Center KTT ASEAN 2023/Zabur Karuru
Warta Ekonomi, Jakarta -

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat stabilitas jasa keuangan nasional dengan intermediasi yang kontributif sejalan dengan likuiditas dan tingkat permodalan yang memadai.

Kinerja positif itu menandai ketahanan perekonimian Indonesia di tengah meningkatnya kedidakpastian global akibat ketegangan geopolitik dengan penurunan tingkat inflasi yang berada di bawah ekspektasi pasar.

“Stabilitas sektor jasa keuangan nasional dengan kinerja intermediasi yang kontributif di dukung oleh likuiditas yang memadai dan tingkat permodalan yang kuat,” kata Ketua OJK, Mahendra Siregar dalam paparan hasil Rapat Dewan Komisioner (RDK) secara virtual, Senin (13/5/2024).

Amerika Serikat sendiri, kata Mahendra, mencatat pertumbuhan ekonomi yang melambat di angkat 1,6% pada kuartal I-2024. Dia menyebut, pertumbuhan itu lebih rendah dari kuartal IV-2023 sebesar 3,4%.

Hal tersebut, kata Mahendra, menjadi penurunan terehendah dari dua tahun terakhir. Adapun penurunan pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat disebabkan oleh meningkatnya komoditas impor secara signifikan.

Kendati begitu, Mahendra menilai kinerja ekonomi Amerika Serikat masih menunjukan tanda-tanda penguatakan yang lebih tinggi daripada eksektasi semula. Hal tersebut mendorong kembalinya ekspektasi suku bunga atau higher for longer Amerika Serikat menjadi menurun.

Berbeda dengan The Fed, kata Mahendra, Bank Sentral Eropa (ECB) dan Bank Sentral Inggris (BoE) yang dihadapkan pada dilema antara pertumbuhan ekonomi yang rendah dan inflasi yang masih tinggi di kawasan eropa.

Baca Juga: Buntut Investasi Bodong di BTN, Ombudsman Panggil OJK, LPS, dan Kementerian BUMN

“Namun pasar mengekspektasikan baik ECB maupun BoE akan memilih menurunkan suku bungan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi masing-masing,” jelasnya.

Di tiongkok, kata Mahendra, baru saja merilis beberapa kinerja ekonomi di atas ekspektasi pasar. Kendati begitu, dia menyebut masih terjadinya pelemahan permintaan domestic yang mendorong pemerintah Tiongkok menerapkan kebijakan fiskal dan moneter yang akomodatif.

Di perekonomian domestic, kata dia, inflasi inti mengalami peningkatan yang mengindikasikan pemulihan permintaan dalam periode Pemilu dan Ramadan. Sektor menufakur, kata dia, turut mengalami peningkatan kiernja yang didorong naiknya pesanan dan produksi baru.

“Penguatan tersebut terefleksi dari pertumbuhan ekonomi pada kuartal pertama 2024 menjadi 5,11% dari tahun ke tahun di bandingkan pertumbuhan pada kuartal keempat 5,04%,” pungkasnya.

 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Andi Hidayat
Editor: Amry Nur Hidayat

Advertisement

Bagikan Artikel: