Industri aset digital mencatat lonjakan signifikan pada kuartal keempat 2024, dengan kapitalisasi pasar global meningkat dari $1 triliun menjadi $3 triliun. Laporan terbaru Grayscale Research menunjukkan bahwa lonjakan ini dipengaruhi oleh reaksi positif pasar terhadap hasil pemilu Amerika Serikat.
Berdasarkan Crypto Sectors Market Index (CSMI) milik Grayscale, aset digital kini memiliki kapitalisasi pasar yang setara dengan pasar obligasi terkait inflasi global, lebih dari dua kali lipat pasar obligasi hasil tinggi AS, tetapi masih lebih kecil dibandingkan industri hedge fund global atau pasar ekuitas Jepang.
Baca Juga: 2025 Jadi Tahun Emas bagi Industri Kripto, Adopsi Bitcoin Makin Luas
Sebagai bagian dari laporan ini, Grayscale merilis daftar Top 20 aset digital untuk kuartal pertama 2025, yang didasarkan pada berbagai faktor seperti pertumbuhan jaringan, katalis pasar, hingga keberlanjutan fundamental token.
“Kami menyoroti tiga tema utama yang menjadi fokus pasar saat ini: dampak pemilu AS terhadap regulasi, terobosan teknologi AI terdesentralisasi, dan pertumbuhan pesat ekosistem Solana,” jelas laporan tersebut.
Enam Token Baru di Top 20
Dalam pembaruan kali ini, enam aset baru masuk ke daftar Top 20:
- Hyperliquid (HYPE): Blockchain Layer 1 yang dirancang untuk aplikasi keuangan on-chain, terutama sebagai platform bursa desentralisasi (DEX) untuk perdagangan perpetual futures dengan order book sepenuhnya on-chain.
- Ethena (ENA): Protokol stablecoin dengan USDe sebagai token utama, didukung oleh posisi hedging dalam Bitcoin dan Ether.
- Virtuals Protocol (VIRTUAL): Platform berbasis Base (Ethereum Layer 2) yang memungkinkan penciptaan agen AI terdesentralisasi untuk berbagai tugas.
- Jupiter (JUP): Agregator DEX terkemuka di jaringan Solana, dengan Total Value Locked (TVL) tertinggi di platform tersebut.
- Jito (JTO): Protokol staking cair di Solana yang mencatat pendapatan $550 juta pada 2024.
- Grass (GRASS): Jaringan data terdesentralisasi yang memungkinkan pengguna berbagi bandwidth internet untuk digunakan dalam pelatihan model AI.
Ethereum Tetap Memimpin, Solana Menjadi Sorotan
Ethereum (ETH) tetap menjadi pemimpin dalam kategori smart contract platform, berkat pencapaiannya yang meliputi persetujuan produk Exchange Traded Product (ETP) di AS dan pembaruan besar jaringan. Namun, kinerja Ethereum dalam pasar token sempat tertinggal dibandingkan pesaing seperti Solana (SOL), Sui, dan TON.
“Persaingan dalam platform smart contract semakin ketat, dengan setiap jaringan menghadapi tantangan dari 'trilemma blockchain' yang mencakup skalabilitas, keamanan, dan desentralisasi,” tulis laporan Grayscale.
Solana menjadi salah satu sorotan utama, dengan fokus pada throughput transaksi tinggi dan biaya rendah. Sebaliknya, Ethereum tetap mempertahankan posisi sebagai platform yang lebih terdesentralisasi tetapi dengan biaya transaksi yang lebih tinggi.
Baca Juga: Apa yang Akan Terjadi Ketika Seluruh Bitcoin Berhasil Ditambang?
Laporan tersebut menyoroti bahwa pendapatan biaya jaringan menjadi indikator utama nilai token dalam kategori smart contract. Jaringan yang mampu menghasilkan pendapatan tinggi cenderung memberikan manfaat lebih besar kepada pemegang token melalui mekanisme seperti token burn atau staking rewards.
Selain aset baru, Grayscale juga mempertahankan beberapa aset dari kuartal sebelumnya, seperti Optimism (OP), Chainlink (LINK), dan Helium (HNT), yang terus menunjukkan potensi besar dalam tema seperti solusi skalabilitas Ethereum, tokenisasi, dan infrastruktur fisik terdesentralisasi (DePIN).
Namun, beberapa aset dikeluarkan dari daftar kali ini, termasuk TON, Near, dan Maker, meskipun tetap dianggap memiliki nilai strategis dalam ekosistem crypto.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait:
Advertisement