Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Proyek Hilirisasi 28 Komoditas Butuh US$618 Miliar, Bakal Didanai Danantara

Proyek Hilirisasi 28 Komoditas Butuh US$618 Miliar, Bakal Didanai Danantara Kredit Foto: BKPM
Warta Ekonomi, Jakarta -

Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) dipastikan akan diluncurkan pada Maret 2025. Kepastian ini diungkapkan oleh Wakil Menteri BUMN, Kartika Wirjoatmodjo, dalam acara Mandiri Investment Forum (MIF) di Jakarta, Selasa (12/2/2025).

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, yang juga Ketua Satuan Tugas (Satgas) Hilirisasi, menegaskan bahwa kehadiran Danantara akan berperan penting dalam mendorong penciptaan nilai tambah bagi komoditas sumber daya alam (SDA) Indonesia.

"Presiden Prabowo, lewat Danantara, sudah menyampaikan kepada kami bahwa proyek-proyek strategis yang memiliki nilai tambah dan pasar yang captive semuanya akan dibiayai dari Danantara. Jika tidak salah, Bank Mandiri juga akan masuk sebagai bagian dari Danantara yang membiayai proyek-proyek hilirisasi," ujar Bahlil.

Baca Juga: Erick Thohir Pastikan Danantara Kelola Seluruh BUMN, Dorong Investasi Tanpa APBN

Menurut Bahlil, total kebutuhan investasi dalam proyek hilirisasi yang akan didukung Danantara mencapai sekitar USD 618 miliar untuk 28 komoditas.

Bahlil menekankan pentingnya hilirisasi dalam meningkatkan nilai tambah bagi ekonomi domestik. Ia mencontohkan dampak kebijakan larangan ekspor nikel mentah yang diterapkan sejak era Presiden Joko Widodo.

Baca Juga: Jangan Sampai Keliru! Begini Implementasi DHE untuk SDA

Pada 2017–2018, ekspor nikel mentah hanya menghasilkan pendapatan sekitar USD 3,3 miliar bagi negara. Namun, setelah kebijakan hilirisasi diterapkan, ekspor nikel dalam bentuk barang setengah jadi dan produk jadi melonjak drastis.

”Apa yang terjadi? Kita menyetop ekspor nikel dan ekspor nikel kita sudah menjadi bahan setengah jadi dan barang jadi (karena hilirisasi) di 2023 sudah mencapai kurang lebih sekitar 33 sampai 35 miliar USD. Itu di 2023. 2024 saya yakin sudah mungkin kurang lebih sekitar 40 miliar USD,” jelasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rahmat Dwi Kurniawan
Editor: Annisa Nurfitri

Advertisement

Bagikan Artikel: