Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Investor Pilih Cashout, Harga Emas Ditekan Ancaman Resesi Global

Investor Pilih Cashout, Harga Emas Ditekan Ancaman Resesi Global Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Harga logam mulia bergejolak menyusul harga emas yang kembali melemah dalam perdagangan di Senin (7/4). Pasar nampaknya tengah melakukan diversifikasi aset menyusul ancaman resesi global akibat tarif dari Amerika Serikat (AS).

Dilansir dari Reuters, Selasa (8/4), berikut ini adalah catatan pergerakan harga sejumlah komoditas utama dari logam mulia global. Hampir semua komoditas terkait mencatatkan pelemahan yang signifikan:

  • Emas spot: Turun 2,4% ke US$2.963,19 per ounce.
  • Emas berjangka AS: Melemah 2% ke US$2.973,60.
  • Perak spot: Naik tipis 0,5% ke US$29,71 per ounce.
  • Platinum spot: Melemah 1% ke US$907,09 per ounce.
  • Palladium: Turun 0,9% ke US$903,19 per ounce.

Analis Senior Tradu.com, Nikos Tzabouras menyebut harga emas anjlok seiring meningkatnya permintaan terhadap aset-aset aman seperti Dolar AS. Hal ini menyusul kekhawatiran resesi global yang dipicu oleh kebijakan tarif besar-besaran dari Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.

"Emas mengalami koreksi karena investor beralih ke uang tunai dan aset aman lain di tengah gejolak pasar. Ini menciptakan risiko koreksi lebih dalam," ujar Tzabouras.

Dolar yang kuat membuat  emas lebih mahal bagi pemegang mata uang lain, sehingga mengurangi daya tariknya.

Kendati demikian, dirinya tetap optimistis terhadap prospek jangka panjang emas, mengingat kondisi ekonomi global yang semakin tidak pasti.

Adapun Trump kembali membuat pasar bergejolak menyusul ancamannya yang akan membalas tarif balasan dari China. Meski demikian, ia juga membantah kabar bahwa dirinya tengah mempertimbangkan penundaan tarif selama 90 hari.

Pasar kini tengah menaruh perhatian terhadap potensi penurunan suku bunga oleh Federal Reserve (The Fed). Investor yakin bank sentral akan memotong suku bunga sebesar 120 basis poin hingga Desember 2025.

Baca Juga: Efek Domino Tarif Trump, Ini Alasan Resesi Global Bisa Terjadi di 2025

Suku bunga yang lebih rendah biasanya meningkatkan daya tarik emas karena logam mulia ini tidak memberikan imbal hasil (yield), sehingga menjadi lebih kompetitif dibandingkan aset berbunga.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: