Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Investor China Sudah Tak Hiraukan Lagi Tarif Trump: Hanya Kebisingan Biasa

Investor China Sudah Tak Hiraukan Lagi Tarif Trump: Hanya Kebisingan Biasa Kredit Foto: Reuters
Warta Ekonomi, Jakarta -

Senior Investment Strategist Amundi Asia, Aidan Yao memperingatkan bahwa pasar keuangan global membutuhkan kemajuan yang nyata dalam pembicaraan dagang antara China dan Amerika Serikat (AS). 

Yao menyoroti bahwa upaya de-eskalasi perang dagang antara dua ekonomi terbesar dunia masih belum menunjukkan tanda-tanda mereda secara konkrit dan hanya sebatas rumor yang belum mendapatkan wujud nyata.

Baca Juga: Ekonomi RI Tumbuh 4,87%, Airlangga: Di Atas Malaysia dan Spanyol, Beda Tipis dari China

"Tarif harus diturunkan ke tingkat yang lebih bisa diterima, atau kedua belah pihak perlu menambah pengecualian agar tarif menjadi tidak terlalu mengikat," kata Yao, dilansir dari Reuters, Selasa (6/5).

Beijing sendiri menyatakan tengah mengevaluasi proposal pembicaraan dagang dari Washington. Pihaknya juga dikabarkan telah menyusun daftar produk asal yang akan dibebaskan dari tarif balasan ke AS.

Namun, Yao menekankan bahwa saat ini tanda-tanda itikad baik dari kedua pihak masih minim. Hal ini menyusul belum adanya pernyataan konkret soal de-eskalasi dari China dan AS.

China juga menuntut agar pembicaraan dagang tidak didasari tekanan atau paksaan dari pihak AS, dan ingin melihat sejauh mana keseriusan tawaran de-eskalasi dari Washington.

"Tampaknya ambang batas rasa sakit dari dampak perang dagang belum benar-benar tercapai untuk kedua belah pihak ini," ujarnya.

Menurut Yao, China saat ini cukup tangguh secara ukuran ekonomi dan kebijakan domestik, yang memungkinkan negara itu menyerap guncangan dari luar negeri dengan lebih baik.

Baca Juga: Saham JATI Meroket 30% dalam Sehari, BEI Sampaikan Ini ke Investor

Baca Juga: China Menerima Tawaran AS untuk Ngobrol, Tapi dengan Syarat: Cabut Tarif Dulu!

"Berita soal tarif kini lebih banyak jadi kebisingan bagi investor dari China. Kecuali ada pembalikan total dari kebijakan Trump. Tarif kini tidak lagi jadi penentu arah pasar," kata Yao.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Advertisement

Bagikan Artikel: