Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bergerak Linear, Harga CPO dan TBS Turun. Hiks!

Bergerak Linear, Harga CPO dan TBS Turun. Hiks! Kredit Foto: Antara/Yulius Satria Wijaya
Warta Ekonomi, Jakarta -

Harga TBS (tandan buah segar) di beberapa provinsi sentra seperti Riau, Sumatera Utara, Jambi, Sumatera Selatan, dan Kalimantan Barat mengalami penurunan pada minggu kedua Maret 2020.

Tim penetapan harga TBS Provinsi Riau telah menyepakati harga sawit untuk tanaman berumur 10–20 tahun sebesar Rp1.639,37/kg. Harga ini melemah 4,5 persen atau sekitar Rp77,38/kg dibandingkan minggu sebelumnya. Kondisi yang sama juga terjadi di Sumatera Utara, harga TBS dengan kategori sawit umur 10–20 tahun menurun hingga 4,9 persen dari Rp1.670,59/kg menjadi Rp1.589,15/kg.

Baca Juga: Tinggal Harapan, Harga CPO Makin Loyo!

Harga TBS di Jambi dengan kategori umur tanaman yang sama juga menurun hingga 6,9 persen atau sekitar Rp114,7/kg menjadi Rp1.544,01/kg. Sementara di Sumatera Selatan, harga TBS pada minggu kedua ditetapkan sebesar Rp1.648,34/kg, turun 5,1 persen dibandingkan periode sebelumnya. Pekebun sawit di Provinsi Kalimantan Barat juga ikut merasakan penurunan harga TBS mencapai 7,2 persen menjadi Rp1.655,2/kg. Meskipun harga tersebut turun sedikit demi sedikit, harga TBS yang berlaku saat ini masih terbilang baik.

Kenaikan harga TBS telah dimulai sejak akhir tahun 2019 dan diperkirakan akan terus meningkat hingga semester I 2020 ini. Namun, hingga kuartal I 2020, harga TBS dan CPO global terus mengalami penurunan. Harga TBS sawit yang terus menurun akan mengakibatkan pendapatan petani berkurang sehingga ditakutkan petani tidak mampu menutupi biaya pemeliharaan dan perawatan kebun sawit yang dimilikinya.

Penurunan harga TBS periode ini dipengaruhi oleh menurunnya permintaan minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) global akibat merebaknya Covid-19. Harga minyak sawit anjlok karena terjadi disrupsi permintaan dari Uni Eropa dan Timur Tengah kala jumlah kasus infeksi Covid-19 di negara-negara tersebut bertambah dan menjadi risiko yang berdampak terhadap permintaan.

Selain itu, anjloknya harga minyak mentah global juga memberikan sentimen negatif terhadap pergerakan harga CPO. Biodiesel merupakan energi alternatif untuk solar sehingga koreksi harga minyak turut menekan prospek permintaan CPO dan TBS sebagai bahan baku untuk energi tersebut.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: