Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Laba 4 BUMN Konstruksi Kompak Amblas, Waskita Karya Paling Nahas

Laba 4 BUMN Konstruksi Kompak Amblas, Waskita Karya Paling Nahas Kredit Foto: Sufri Yuliardi

4. Wijaya Karya (-71,91%)

Walau tak separah lainnya, kinerja keuangan PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) merosot tajam dalam enam bulan pertama tahun ini. Hal itu tercermin dari laba bersih WIKA yang mengalami kontraksi hingga 71,91% dari Rp890,88 miliar pada semester I 2019 menjadi Rp250,41 miliar. Capaian tersebut terimbas oleh anjloknya laba usaha WIKA pada periode tersebut sebesar 37,21% dari Rp1,72 triliun menjadi Rp1,08 triliun. 

Baca Juga: Semester I-2020, Kinerja WIKA Group Moncer

Dilansir dari laporan keuangan perusahaan, pendapatan bersih WIKA hingga Juni 2020 mencapai Rp7,13 triliun. Angka tersebut menurun drastis sebesar 37,23% dari capaian Juni 2019 lalu yang mencapai Rp11,36 triliun. Jika ditelusuri, penurunan pendapatan infrastruktur dan gedung menjadi yang paling terkontraksi. Dari segmen ini, WIKA hanya mengantongi pendapatan sebesar Rp4,52 triliun per Juni 2020, menurun drastis dari Rp7,3 triliun per Juni 2019. 

Penurunan juga terjadi untuk pendapatan industri beton dari yang sebelumnya Rp1,63 triliun menjadi Rp1,37 triliun. Pendapatan dari segmen energi dan industrial plant juga amblas dari Rp1,87 triliun menjadi Rp980,25 miliar. Begitu pun juga dengan pendapatan segmen realty dan properti yang anjlok dari Rp556,07 miliar menjadi Rp264,11 miliar.

Pada saat yang bersamaan, beban pendapatan WIKA mengalami penurunan hingga 3,54% dari Rp10,02 triliun pada 2019 menjadi Rp6,46 triliun pada 2020. Kendati begitu, pendapatan dan laba WIKA menjadi tidak maksimal karena total beban yang ditanggung perusahaan membengkak nyaris 30%. Sampai dengan Juni 2020, WIKA menanggung total beban Rp737,04 miliar, lebih tinggi 27,06% dari Juni 2019 yang kala itu hanya sebesar Rp580,79 miliar. 

Total liabilitas perusahaan juga mengalami kenaikan, yakni sebesar 2,27% dari Rp42,89 triliun menjadi Rp43,87 triliun. Kenaikan liabilitas tersebut disumbang oleh meningkatnya liabilitas jangka pendek dari pihak berelasi dari Rp1,22 triliun menjadi Rp3,09 triliun.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih

Bagikan Artikel: