Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Industri Sawit Berperan dalam Pemulihan Ekonomi Nasional, Airlangga: 13% Ekspor dari Komoditas Sawit

Industri Sawit Berperan dalam Pemulihan Ekonomi Nasional, Airlangga: 13% Ekspor dari Komoditas Sawit Kredit Foto: Antara/Akbar Tado
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan industri sawit menjadi salah satu komoditas yang mendukung kinerja ekspor pada kuartal 2/2021. Menurut Airlangga, terjadi peningkatan ekspor sebesar 31,78% year-on-year (yoy), sebesar 13% dari total ekspor non migas berasal dari komoditas kelapa sawit.

"Harga CPO internasional terus mengalami kenaikan mencapai US$1.100 per MT yang berdampak pada membaiknya nilai tukar petani (NTP) >103,4 seiring meningkatnya harga TBS berkisar 1.800-2.100 per kg," kata Airlangga dalam webinar Peran dan Strategi Komunitas Sawit dalam Mendukung Percepatan Pemulihan Ekonomi Nasional yang diselenggarakan Warta Ekonomi, Rabu (18/8/2021).

Baca Juga: Kontribusi Sawit dalam Merdeka Ekspor di Sumatera Selatan

Airlangga juga mengatakan komoditas kelapa sawit berkontribusi dalam produk domestik bruto (PDB) nasional sebesar 3,5%. Komoditas kelapa sawit juga menguasai pangsa pasar minyak sawit global sebesar 58%.

"Tentu seharusnya Indoensia sudah menjadi price leader, bukan price taker," imbuhnya.

Lebih lanjut, Airlangga mengungkapkan industri kelapa sawit berkontribusi dalam penciptaan lapangan kerja untuk lebih dari 16 juta pekerja.

"Dengan kata lain, industri kelapa sawit merupakan sektor strategis bagi perekonomian masyarakat yang perlu dikawal, tidak hanya oleh pemerintah saja, tetapi oleh semua komponen masyarakat," ujar Airlangga.

Untuk itu, pemerintah melakukan berbagai upaya untuk mendukung komoditas kelapa sawit yang berkelanjutan. Misalnya, program B30 yang berhasil menekan impor solar sehingga membantu menghemat devisa sebesar US$8 miliar.

Kemudian, pemerintah juga melakukan program peremajaan (replanting) sebanyak 180 ribu hektare kebun kelapa sawit milik petani. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan produktivitas kebun sawit milik masyarakat yang produktivitasnya kurang dari 3-4 ton/ha.

Pemerintah juga telah membuat kebijakan Sertifikasi Perkebunan Kelapa Sawit Berkelanjutan (Indonesian Sustainable Palm Oil/ISPO) sebagai upaya menurunkan deforestasi dan emisi gas rumah kaca dari sektor kelapa sawit.

Airlangga menyampaikan pemerintah telah bersama dengan stakeholder terkait telah melakukan berbagai upaya untuk menghadapi tantangan diskriminasi terhadap kelapa sawit Indonesia, di antaranya adalah melakukan aksi diplomasi, advokasi, dan positive campaign atau counter terhadap berbagai pernyataan negatif yang ditujukan kepada minyak sawit Indonesia.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Imamatul Silfia
Editor: Alfi Dinilhaq

Bagikan Artikel: