Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

IHSG Merosot 2,65%, BEI dan OJK Soroti Tantangan 2025

IHSG Merosot 2,65%, BEI dan OJK Soroti Tantangan 2025 Kredit Foto: Annisa Nurfitri
Warta Ekonomi, Jakarta -

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sepanjang 2024 mencatat penurunan sebesar 2,65%, atau turun 192,9 poin ke posisi 7.079,91 dari level 7.272,81 pada penutupan tahun sebelumnya. Meski demikian, pada perdagangan harian terakhir 2024, IHSG berhasil ditutup menguat 43,33 poin atau 0,62% ke level 7.079,905.

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal sekaligus Anggota Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Inarno Djajadi, menyatakan bahwa pasar modal Indonesia akan menghadapi tantangan yang lebih dinamis pada 2025. “Mengantisipasi hal tersebut, OJK akan terus berkomitmen meningkatkan peran dalam menciptakan pasar modal yang lebih stabil, transparan, dan mendalam guna memperkuat ekosistem keuangan Indonesia,” ujar Inarno dalam acara Penutupan Perdagangan 2024 di Jakarta, Senin (30/12/2024).

Data Bursa Efek Indonesia (BEI) menunjukkan bahwa hingga 27 Desember 2024, kapitalisasi pasar tercatat tumbuh 5,05% secara year-to-date (ytd) menjadi Rp12.191 triliun. Pasar Surat Utang melalui Indonesia Composite Bond Index (ICBI) juga mencatatkan pertumbuhan 4,74% ytd ke level 392,36.

Baca Juga: Kondisi 2025 Makin Menantang, OJK Siapkan Strategi Perkuat Pasar Modal Indonesia

Di sisi lain, kinerja reksa dana menunjukkan peningkatan dengan total Asset Under Management (AUM) mencapai Rp840,07 triliun, tumbuh 1,37% ytd per 24 Desember 2024. Pasar Modal Syariah juga memperlihatkan tren positif, di mana Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) berada di level 213,86, naik 0,57% dengan kapitalisasi pasar yang meningkat 9,98% ytd menjadi Rp6.759,54 triliun.

Aktivitas penghimpunan dana di pasar modal mencapai 187 penawaran umum sepanjang tahun, termasuk 35 emiten baru. Total nilai penghimpunan dana menembus Rp251,04 triliun, melampaui target Rp200 triliun. Inarno menilai, pencapaian ini mencerminkan kepercayaan yang terus tumbuh terhadap pasar modal Indonesia.

“Pencapaian ini menunjukkan respons positif terhadap inisiatif dan upaya mendukung transisi menuju ekonomi rendah karbon yang berkelanjutan,” jelas Inarno, merujuk pada transaksi pasar karbon yang telah mencapai volume 908.018 ton CO2 ekuivalen, dengan total nilai transaksi Rp50,64 miliar sejak peluncurannya pada September 2023.

Baca Juga: BEI Ungkap Kinerja Pasar Modal Indonesia, Sukses Tahan Banting di 2024

Jumlah investor pasar modal juga mengalami lonjakan signifikan. Hingga 24 Desember 2024, Single Investor Identification (SID) tercatat bertambah 2,6 juta, sehingga totalnya mencapai 14,81 juta SID. Generasi muda di bawah usia 40 tahun mendominasi, menyumbang lebih dari 79% dari total investor individu. “Hal ini menunjukkan potensi besar generasi ini dalam mendorong pertumbuhan pasar modal di masa depan,” tambah Inarno.

Direktur Utama BEI, Iman Rachman, menyoroti daya saing pasar modal Indonesia di tengah ketidakpastian global. “Pasar modal kita tidak hanya bertahan, tetapi juga menunjukkan daya saing yang tinggi, baik di ASEAN maupun dalam skala global,” kata Iman.

Untuk tahun 2025, BEI menargetkan pertumbuhan jumlah investor sebanyak 2 juta orang, rata-rata nilai transaksi saham harian mencapai Rp13,5 triliun, dan total pencatatan efek baru sebanyak 407 efek. “Pencapaian target tersebut memerlukan dukungan seluruh stakeholders pasar modal. BEI juga akan melaksanakan inisiatif untuk meningkatkan likuiditas, mengembangkan produk baru, serta menyempurnakan teknologi dan infrastruktur,” pungkas Iman.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Advertisement

Bagikan Artikel: