Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Perbaikan Ekonomi China Jadi Pengerek Harga Minyak Dunia

Perbaikan Ekonomi China Jadi Pengerek Harga Minyak Dunia Kredit Foto: Reuters/Paul Yeung
Warta Ekonomi, Jakarta -

Harga minyak mentah dunia mencatat kenaikan pada penutupan perdagangan Jumat (3/1). Sentimen positif datang dari prospek adanya perbaikan ekonomi dari negara importir serta ekspektasi penurunan suku bunga lebih lanjut oleh Federal Reserve (The Fed).

Dilansir Senin (6/1), West Texas Intermediate (WTI) naik 83 sen (1,13%) menjadi US$73,96 per barel di New York Mercantile Exchange. Sementara Brent menguat 58 sen (0,76%) ke US$76,51 per barel di London ICE Futures Exchange. 

Baca Juga: Ragam Gerak Bursa Asia, China Berencana Mulai Batasi Ekspor!

Adapun West Texas Intermediate (WTI) melonjak hampir 5% secara mingguan. Sementara Brent mencatat kenaikan sekitar 3% secara mingguan. Hal ini menjadi cerminan optimisme pasar terhadap komoditas minyak.

Optimisme tersebut tidak terlepas dari prospek kebijakan perbaikan ekonomi regional dari China. Sebagai importir minyak terbesar dunia, negara tersebut menjadi perhatian utama menyusul adanya kabar bahwa Beijing telah menaikkan upah pegawai negeri sampai menyuntikkan US$20 miliar untuk ekonomi domestik.

Analis StoneX, Alex Hodes mengatakan pasar tengah berharap besar terhadap China. Perbaikan ekonomi regional negara tersebut berpengaruh besar terhadap ekonomi global.

"China akan memainkan peran penting dalam ekonomi global 2025. Harapan besar ditempatkan pada langkah-langkah pemerintah untuk meningkatkan konsumsi dan permintaan minyak," ungkapnya.

Adapun Data Badan Informasi Energi AS (EIA) menunjukkan stok minyak mentah turun 1,2 juta barel menjadi 415,6 juta barel minggu lalu atau lebih kecil dari perkiraan penurunan 2,8 juta barel. Namun, stok bensin dan distilat meningkat seiring naiknya produksi kilang, meskipun permintaan bahan bakar tercatat turun ke level terendah dalam dua tahun terakhir.

Baca Juga: IHSG Dibayangi Ketidakpastian, Efek Munculnya Sinyal Perang Ekonomi China dan AS

Suku bunga juga masih dipertahankan dalam area tinggi oleh Federal Reserve (The Fed). Pasar memiliki ekspektasi bahwa suku bung akan diturunkan oleh bank sentral agar dapat mendorong pertumbuhan ekonomi sampai dengan meningkatkan permintaan energi melalui konsumsi yang lebih tinggi akibat biaya pinjaman yang lebih rendah dalam era pemerintahan dari Donald Trump.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Advertisement

Bagikan Artikel: