Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Sektor Teknologi Bangkit, Bursa Asia Perlahan Merangkak Naik

Sektor Teknologi Bangkit, Bursa Asia Perlahan Merangkak Naik Kredit Foto: Unsplash/David Edelstein
Warta Ekonomi, Jakarta -

Bursa Asia mencatatkan pergerakan yang beragam pada penutupan perdagangan di Rabu (29/1). Sentimen pasar secara garis besar dipengaruhi oleh bangkitnya sektor teknologi dan dinamika ekonomi regional.

Dilansir dari CNBC International, Kamis (30/1), berikut ini adalah catatan pergerakan sejumlah indeks utama yang tergolong masuk ke dalam Bursa Asia. Sejumlah indeks tercatat mengalami penguatan yang cukup signifikan:

  • Nikkei 225 (Jepang): Melonjak 1,02% ke level 39.414,78.
  • S&P/ASX 200 (Australia): Naik 0,57% ke 8.447.
  • Shanghai Composite (China): Turun tipis 0,06% ke 3.250,6.
  • Shenzhen Composite (China): Merosot hingga 1,33% ke 10.156,07.
  • KOSPI (Korea Selatan): Naik 0,85% ke 2.536,8.
  • Taiwan Stock Exchange (Taiwan): Menguat 0,9% ke 23.525,41.
  • Hang Seng (Hong Kong): Naik tipis 0,14% ke 20.225,11.

Dari Jepang, sektor teknologi mulai bangkit kembali dipimpin oleh kenaikan beberapa saham unggulan seperti Advantest, Tokyo Electron dan SoftBank Group.

Bank of Japan (BOJ) juga menjadi perhatian utama investor, khususnya terkait dengan kebijakan suku bunga sampai dengan kebijakan menaikkan hal tersebut ke 0,5%. Kenaikan tersebut menjadi yang tertinggi sejak 2008.

Dari Australia, pasar mengalami euforia menyusul data perekonomian yang menunjukkan kinerja yang cemerlang. Data inflasi  kuartalan tercatat sebesar 0,2% dan inflasi tahunan mencapai 2,4%. Capaian ini berhasil mengejutkan pasar karena jauh lebih baik dari ekspektasi investor.

Adapun secara keseluruhan, sentimen pasar dipengaruhi oleh kebangkitan sektor teknologi di Amerika Serikat (AS). Asia mengikuti sentimen yang diciptakan oleh kenaikan pesat saham dari Nvidia.

Nvidia kembali bangkit setelah sempat merosot 17% dan kehilangan kapitalisasi pasar hampir US$600 miliar dalam sehari. Saham perusahaan tersebut bertahan dari gempuran sentimen negatif sampai akhirnya mencatat kenaikan yang pesat, hampir 9%.

Baca Juga: Kemunculan DeepSeek Hancurkan Pasar Saham Teknologi Global

Para investor kini masih mencermati kebijakan suku bunga global serta dinamika ekonomi China. Beijing masih belum dapat memberikan stimulus yang dapat memberikan kepastian dan kestabilan pasar regional.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: