Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kisah Perusahaan Raksasa: Meski Bukan yang Pertama, Nama Nissan Justru Terdengar di Seluruh Dunia

Kisah Perusahaan Raksasa: Meski Bukan yang Pertama, Nama Nissan Justru Terdengar di Seluruh Dunia Kredit Foto: Reuters/Phil Noble

Alhasil, Nissan mengirimkan dua perwakilannya ke Amerika Serikat untuk membantu meningkatkan penjualan: Soichi Kawazoe, seorang insinyur dan mantan karyawan GM dan Ford, dan Yutaka Katayama, seorang eksekutif periklanan dan promosi penjualan. Masing-masing mengidentifikasi kebutuhan untuk pengembangan perusahaan baru untuk menjual dan melayani Datsuns di Amerika Serikat.

Sementara itu, pabrik perakitan Datsun dibangun di Meksiko dan Peru selama tahun 1960-an. Pada tahun 1966, Nissan bergabung dengan Prince Motor Company sehingga dua tahun kemudian mobil penumpang Datsun mulai diproduksi di Australia.

Selama tahun 1969 ekspor kendaraan kumulatif mencapai satu juta unit. Ini adalah hasil dari upaya Katayama dan Kawazoe untuk mengajari pabrikan Jepang membuat mobil yang sebanding dengan mobil AS. Ini berarti mengembangkan persamaan mekanis dan kapasitas mesin yang dapat mengikuti lalu lintas Amerika.

Selama akhir 1980-an, Nissan mengevaluasi tren konsumen di masa depan. Dari analisis tersebut, Nissan memperkirakan konsumen akan lebih memilih mobil dengan performa tinggi, kecepatan tinggi, gaya inovatif, dan pilihan serbaguna.

Semua faktor ini diperhitungkan untuk membentuk 'gambaran yang jelas tentang mobil di lingkungan di mana ia akan digunakan,' kata Yukio Miyamori, direktur Nissan.

Perbedaan budaya juga dipertimbangkan dalam evaluasi ini. Salah satu hasil dari analisis pasar yang ekstensif ini adalah pengenalan lini perusahaan mobil mewah Infiniti pada tahun 1989.

Penurunan finansial pertama terjadi pada 1991, ketika laba operasi konsolidasi perusahaan anjlok 64,3 persen menjadi 125 miliar yen (886 juta dolar AS). Enam bulan kemudian, Nissan mencatat kerugian sebelum pajak pertamanya sejak menjadi perusahaan publik pada tahun 1951 --14,2 miliar yen selama paruh pertama tahun 1992.

Kerugian tersebut meningkat dalam dua tahun berikutnya, tumbuh menjadi 108,1 miliar yen pada tahun 1993 dan 202,4 miliar yen pada tahun 1994, atau hampir 2 miliar dolar. Untuk menahan penurunan tajam dalam keuntungan perusahaan, manajemen Nissan memperkenalkan berbagai langkah pemotongan biaya --seperti mengurangi bahan dan biaya produksi-- yang menghemat perusahaan sekitar 1,5 miliar dolar tahun 1993, dengan tambahan penghematan 1,2 miliar dolar yang direalisasikan pada tahun 1994.

Setelah kehilangan uang hampir di sepanjang 1990-an, Nissan menandatangani aliansi global dengan Renault SA pada Maret 1999, dengan perusahaan Prancis itu mengambil 37 persen saham Nissan. Restrukturisasi besar-besaran kemudian diluncurkan.

Ini terjadi setelah Nissan ditolak oleh DaimlerChrysler dan Ford dan Renault ditolak oleh pembuat mobil Jepang lainnya, sebelum kedua perusahaan mencapai kesepakatan aliansi global pada Maret 1999. Kombinasi Nissan dan Renault masuk akal secara strategis di wilayah penjualan utama perusahaan.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Muhammad Syahrianto
Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: