Dr. Ramang Napu menambahkan jika darah tidak dapat dikontrol maka akan menyerang 4 organ tubuh tersebut. Nomor satu yang paling berdampak ialah jantung. Oleh karena itu banyak penderita hipertensi yang mengalami kematian. Sedangkan organ lainnya yang diserang seperti otak, dapat terjadi stroke jika menyerang ginjal akan terjadi kegagalan ginjal.
Ia menambahkan pemberian obat tidak dapat diberikan kepada sembarang penderita, pemberian obat dapat diberikan kepada penderita hipertensi dengan melihat karakteristik yang bersangkutan. Karakteristiknya seperti jenis kelamin, usia, ras, psikologis, komorbid, dan hasil skrining awal.
Baca Juga: Bagus untuk Kesehatan Kulit, Makanan Ini Cocok Dikonsumsi karena Mengandung Kolagen
Jadi setiap penderita bisa mendapatkan obat yang berbeda. Tujuan pengobatan hipertensi sendiri terdapat 3 macam yang pertama tujuan jangka pendek yaitu mencapai tekanan darah yang optimal, lalu yang kedua tujuan jangka menengah yaitu untuk mengevaluasi perubahan target organ, dan yang ketiga tujuan jangka panjang untuk mencegah terjadinya komplikasi kejadian kardiovaskular seperti gagal jantung, serangan jantung, stroke, dan gagal ginjal. Dampak lainnya adanya gangguan penglihatan dan disfungsi seksual yang biasanya terjadi pada laki-laki.
Ada beberapa gejala penyakit jantung hipertensi yang pertama ialah paroksimal nokturnal dispnoe tolerabilitas mulai menurun, konsentrasi mulai terganggu, sesak nafas, melakukan pekerja sehari-hari, sesak nafas saat istirahat, cemas, berdebar dan mudah capek. Jika sudah mengalami gejala tersebut saat sudah mengidap hipertensi, maka dapat disebut penyakit jantung hipertensi.
Baca Juga: Dahsyat! 3 Makanan Ini Mengandung Zinc yang Bagus untuk Kesehatan Reproduksi Pria
Dr. Ramang Napu menyimpulkan “Hipertensi terkontrol karena mengonsumsi obat yang sesuai dan secara teratur, obat-obatan hipertensi salah satu tujuan melindungi fungsi ginjal, hipertensi dapat mengalami disfungsi seksual, tekanan darah dapat berubah tiap hari dipengaruhi banyak faktor, hipertensi sudah identik dengan penyakit jantung dan pengobatan hipertensi sangat individual tidak bisa disamaratakan.”
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Bayu Muhardianto