Kemudian adik-adik tingkat tak sungkan-sungkan memanggil Saifudin Ibrahim dengan sebutan “Bang Kocek”. Sebutan yang sangat akrab, karena seperti menghapus sekat-sekat atau batas antara kakak tingkat dengan adik tingkat.
Sebutan “Bang Kocek” ada latar belakangnya. Sebutan tersebut ternyata nama pena Saifudin Ibrahim. Ia ternyata menjadi penanggung jawab salah satu rubrik di media pers mahasantri Pondok Hajah Nuriyah Shabran – UMS.
Baca Juga: Pendeta Saifudin Akhirnya Ngaku: Saya Pendukung Jokowi
Rubrik itu berisi nilai-nilai sufisme islami yang dikemas dengan redaksional entheng-enthengan. Dalam tulisan-tulisannya, Saifudin Ibrahim biasa mengangkat kisah-kisah jenaka penuh makna dari Nasrudin Efendi (Abu Nawas versi negeri Turki).
Sebagai penulis tetap di media pers mahasantri tersebut, Saifudin Ibrahim menamakan rubriknya “Pojok Bang Kocek”. Hingga kini tak ada yang tahu makna “kocek” itu apa maksudnya.
Postur tubuh Saifudin Ibrahim tinggi 180-an cm dengan rangka tulang yang besar. Tapi badannya cenderung agak melengkung (bungkuk), berbeda dengan perawakannya yang sekarang, yang gemuk, tegap, dan agak gendut.
Saat mahasantri, Saifudin Ibrahim belum gemuk, sehingga masih bisa main bola sama-sama. Meskipun begitu, dalam hal sepakbola, ia sekedar pemain penggembira. Sedang aku sekedar pemandu soraknya, he he he…
Jika dilihat dari tampilan pakaiannya, Saifudin Ibrahim mungkin bukan berasal dari keluarga berada. Mungkin berasal dari keluarga miskin, sama seperti aku. Ini memang keadaan kebanyakan mahasantri Pondok Hajah Nuriyah Shabran – UMS.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait: