Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Siapa Sangka! Ternyata Begini Kisah Pendeta Saifuddin Murtad Dari Islam

Siapa Sangka! Ternyata Begini Kisah Pendeta Saifuddin Murtad Dari Islam Kredit Foto: Youtube/Suara

Dari sekian poin yang menggambarkan “superioritas” NII KW IX untuk menarikku agar mau turut bergabung, hanya kujawab dengan satu jawaban : “Aku belum “silau” dengan NII-mu, selagi para petinggi NII KW IX hanya beristeri satu. Aku baru akan “silau” dengan NII KW IX, jika semua para petingginya beristeri empat, sebagaimana tuntunan dalam Al-Qur’an”.

“Dakwah” Saifudin Ibrahim yang ditimpali sikap petentengan tengil itu, terpatahkan seketika oleh jawaban sedikit “ngawuriyah” ro’yu dengan sedikit landasan tekstual dariku. Karena sebenarnya NII KW IX itupun hanya ngawur-ngawuran dalam berislam.

Baca Juga: Tak Terima Respons Mahfud MD, Pendeta Saifuddin: Berani Carok dengan Saya? Mati-matilah

Atas jawabanku itu, Saifudin Ibrahim tertawa ngekek-ngekek sebagaimana khasnya. Ia menepuk-nepuk bahuku, kemudian ngeloyor pergi dengan sikap petentengan yang agak tengil. Aku hanya beristighfar dalam hati.

Pada perjumpaan yang tak lama itu, aku lihat Saifudin Ibrahim seperti sangat menikmati keparlenteannya. Suatu hal yang seperti sangat mustahil, jika dikaitkan dengan masa mahasantrinya di Pondok Hajah Nuriyah Shabran – UMS dahulu.

Mungkin begitulah cara Saifudin Ibrahim mensyukuri “nikmat” yang diperolehnya. Nikmat pakaian, nikmat asesoris, nikmat sarana kendaraan, nikmat jabatan, nikmat pendapatan, dan nikmat-nikmat keduniaan lainnya. Hingga tega dan membabi-buta berkhianat kepada Muhammadiyah yang mencerdaskannya, menaikkan derajat dan martabatnya.

Alhamdulillah, kami kader Shabran yang berjumlah tujuh orang dan unsur-unsur lainnya berhasil menendang NII KW IX dari Pondok Pesantren Muhammadiyah Darul Arqam Sawangan. Mengenai perjuangan kami melawan tokoh-tokoh setempat, para ustadz, para staf, bahkan para santri NII yang dramatis bak film, kucukupkan biar tercatat di langit.

Pada tahun 2014, aku memperoleh kabar tentang proses murtadnya Saifudin Ibrahim. Pemberi kabar ini adalah guru mata pelajaran Bahasa Indonesia di Pondok Pesantren Al-Zaitun Indramayu. Jadi bisa dibilang kabar valid (tapi tetap disadari dan didasari frasa wallahu a’lam).

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Bagikan Artikel: