Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Siapa Sangka! Ternyata Begini Kisah Pendeta Saifuddin Murtad Dari Islam

Siapa Sangka! Ternyata Begini Kisah Pendeta Saifuddin Murtad Dari Islam Kredit Foto: Youtube/Suara

Entah mengapa, manajemen Al-Zaitun tiba-tiba menggeser jabatan Saifudin Ibrahim. Dari jabatan bergengsi dan basah (Mahkamah Agung) menjadi ke bagian kehumasan. Menerima kenyataan penggeseran ini, ia tampak kecewa.

Maka sebagai kompensasinya, Saifudin Ibrahim jadi sering bergaul secara intensif dengan salah satu tamu tetap Pondok Pesantren Al-Zaitun yang beragama Kristen. Dan tamu ini banyak meminjamkan literatur-literatur agama Kristen kepada Saifudin Ibrahim. Termasuk salah-satunya Kitab Injil Barnabas.

Baca Juga: Ustaz Hasnul Geram Pendeta Saifuddin Minta 300 Ayat Al-Qur'an Dihapus: Satu Huruf pun Tak Boleh

Dari bacaan Kitab Injil Barnabas inilah, Saifudin Ibrahim mengaku mendapat kebenaran (agama) yang sejati. Singkat cerita, murtadlah ia dan kemudian jadi pendeta yang hebat luar biasa, khususnya dalam hal menyerang agama Islam.

Nah, pada kasus ini, lagi-lagi, aku memperhatikan, bahwa dinamika kehidupan agama Saifudin Ibrahim sejatinya hanya sebatas motif kenikmatan lahir, motif kenikmatan fisik, dan motif kenikmatan dunia semata yang ia reguk. Tak ada motif lain di luar motif rendahan itu.

Lihatlah penampilan Saifudin Ibrahim sekarang! Ia semakin mentereng. Sikapnya sudah didominasi oleh arogansi. Lihatlah mulutnya yang berbusa-busa menyampaikan ajaran kasih-sayang, tapi romannya tampak garang, dan gesturnya tampak angkuh!

Mungkin materi atau apa yang didapat oleh Saifudin Ibrahim dari gereja jauh lebih bergelimang dari pada apa yang diperolehnya dari Muhammadiyah dan NII KW IX. Maka pada posisinya yang terakhir ini, ia tega dengan gelap-mata mengkhianati Islam. Na’udzu billahi min-dzalik!

Maka rekam jejak dinamika keagamaan atau pasang-surut relijiusitas Saifudin Ibrahim dapat dirunutkan, kurang-lebih sebagai berikut :

(1) Atas fasilitas kuliah gratisan dan “ma’isyah bulanan” yang relatif di atas rata-rata dari Muhammadiyah, Saifudin Ibrahim memerankan diri sebagai kader yang manis dan penurut.

(2) Atas dasar nikmat pendapatan dan jabatan mentereng dari manajemen Al-Zaitun, Saifudin Ibrahim memerankan diri sebagai “perwira” andalan bagi NII KW IX.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Bagikan Artikel: