Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bicara Sektor Pariwisata dan Ekonomi Digital, Menlu Retno: Dua Pilar Percepatan Pemulihan!

Bicara Sektor Pariwisata dan Ekonomi Digital, Menlu Retno: Dua Pilar Percepatan Pemulihan! Kredit Foto: Reuters
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri Luar Negeri Republik Indonesia (Menlu RI) Retno Marsudi mengatakan bahwa pariwisata dan ekonomi digital merupakan dua pilar penting dalam mempercepat pemulihan ekonomi Indonesia. Namun, jika persaingan kekuatan besar seperti perang di Ukraina yang semakin insentif tidak dikelola dengan baik, semua sektor ekonomi, termasuk pariwisata dan ekonomi digital akan terkena dampak negatif. 

"Pada semester I-2022, hampir setengah miliar turis melakukan perjalanan internasional, atau 3 kali lebih banyak dari periode yang sama di tahun lalu," kata Retno saat membuka acara the 4th World Indonesianist Congress, secara daring, Rabu (19/10/2022). 

Baca Juga: Menlu Retno Sebut Presidensi Indonesia di G20 Dapat Tanggapan Luar Biasa dari Seluruh Dunia

Menurut UN World Tourism Organization (UNWTO), pariwisata global telah pulih hampir 60% dari tingkat pra-pandemi. Namun, situasi geopolitik dan ekonomi yang tidak pasti berisiko menunda kembalinya ke tingkat sebelum pandemi. 

Sementara itu, manfaat penuh dari transformasi digital juga terhambat oleh kesenjangan digital yang semakin besar. Saat ini, lebih dari 3,7 miliar orang kekurangan akses internet, kebanyakan di negara kurang berkembang. 

"Bagi mereka, ini juga berarti menghambat akses ke ekonomi digital, pendidikan, dan bahkan perawatan kesehatan. Kenyataannya adalah pemain utama mencari keunggulan di sektor digital daripada berkolaborasi untuk menjembatani kesenjangan digital," ujarnya. 

Untuk menghidupkan kembali sektor-sektor tersebut, dan mempertahankan pemulihan global, lanjut Retno, kita harus menciptakan situasi yang kondusif di dunia. Ia membagikan beberapa pemikiran penting untuk mencapai hal tersebut, Pertama, transformasi paradigma global. 

Baca Juga: Ancaman Nyata Bagi Umat Manusia Dibongkar Menlu Retno, Nggak Main-main Lihat Banyaknya Hal ini!

"Mari kita jujur bahwa situasi global saat ini tidak akan menguntungkan siapa pun. Kami prihatin bahwa situasi ini dimungkinkan oleh paradigma yang sudah ketinggalan zaman tentang penahanan dan keterasingan. Kita tidak bisa melakukan hal yang sama berulang-ulang dan mengharapkan hasil yang berbeda," ujar Retno. 

Pada Sidang Majelis Umum PBB ke-77, Retno mewakili Indonesia menyerukan kepada dunia untuk mengedepankan paradigma baru, yakni kerjasama win-win bukan zero-sum, kolaborasi bukan kompetisi, dan keterlibatan bukan penahanan. 

"Kita tidak boleh membiarkan persaingan dan perpecahan mengalihkan perhatian dari memastikan penghidupan yang lebih baik bagi masyarakat," ucapnya. 

Baca Juga: Hangat, Momen Menlu Retno dan Menlu Rusia Bahas Pertemuan Jokowi dan Putin

Selanjutnya yang kedua, membangun dunia yang inklusif. Pandemi mengajarkan seluruh dunia bahwa tidak ada yang aman sampai semua orang aman. Oleh karena itu, inklusivitas adalah kunci untuk keluar dari kesulitan apa pun. 

"Inilah sebenarnya jiwa dari Kepresidenan G20 Indonesia. Untuk memastikan tidak ada yang tertinggal, G20 harus melibatkan semua pihak. Dan untuk pertama kalinya, G20 mengundang negara-negara dari Pasifik dan Karibia untuk menyuarakan keprihatinan mereka tentang isu-isu global," lanjut Retno. 

Dengan semangat yang sama, G20 juga akan memastikan untuk membawa manfaat langsung bagi rakyat melalui kerjasama yang konkrit. Lebih dari 300 proposal proyek dikurasi termasuk pariwisata, ekonomi kreatif dan digital. Dan selama kepresidenan Indonesia, G20 telah membentuk jaringan inovasi digital untuk mendukung pengembangan perusahaan rintisan potensial. 

"Indonesia mendesak semua pihak untuk terus berkolaborasi di tengah situasi sulit ini. Saya berharap.. dengan dukungan Anda, KTT G20 dapat menjadi katalis untuk pemulihan global," pungkasnya. 

Baca Juga: Menlu Retno Sampaikan Perkembangan Persiapan KTT G20 di Depan Para Menteri Dunia

Sebagai informasi, Kongres Indonesianis Sedunia Keempat atau the 4th World Indonesianist Congress, sejak  tahun 2018 telah menjadi platform penting untuk bertukar pikiran dan ide. Pembahasan yang dibahas di dalamnya bukan hanya tentang Indonesia saja, tetapi juga tempat Indonesia di dunia.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Martyasari Rizky
Editor: Aldi Ginastiar

Bagikan Artikel: