Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Nyatanya Dukung Mati-matian, Kritik Subsidi Mobil Listrik Era Jokowi Cuma Pencitraan Anies Baswedan?

Nyatanya Dukung Mati-matian, Kritik Subsidi Mobil Listrik Era Jokowi Cuma Pencitraan Anies Baswedan? Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Eks Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan kembali mematik kontroversi dengan pernyataannya yang kurang setuju atas program subsidi mobil listrik dari Presiden Joko Widodo alias Jokowi.

Hal tersebut memancing sejumlah respons, termasuk dari elite pemerintahan, salah satunya adalah Luhut Binsar Pandjaitan.

Baca Juga: SBY Disuruh Minta Maaf ke Anas Urbaningrum Biar Anies Menang Pilpres, Demokrat: Semoga Lekas Pulih Logika Berpikirmu!

Namun siapa sangka, Anies ternyata tidak selalu kontra terhadap pengadaan mobil listrik, rekam jejaknya menjadi bukti.

Kala masih menyandang status guber, Anies mencanangkan segudang kebijakan yang menguntungkan para pengguna mobil listrik.

Adapun salah satunya adalah Peraturan Gubernur (Pergub) Nomor 3 Tahun 2020 tentang Insentif Pajak Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor Atas Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (Battery Electric Vehicle) untuk Transportasi Jalan.

Aturan tersebut adalah kabar baik bagi para penggemar kendaraan listrik lantaran sang gubernur memberi pembebasan pajak Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) melalui insentif. Anies meneken aturan tersebut pada 3 Januari 2020 dan berlaku sampai 31 Desember 2024.

Tak cukup di situ, Anies juga membebaskan aturan pelat ganjil genap bagi para pengguna mobil listrik, tercermin dalam Peraturan Gubernur DKI Jakarta Nomor 88 Tahun 2019 tentang Perubahan Atas Peraturan Gubernur Nomor 155 Tahun 2018 tentang Pembatasan Lalu Lintas dengan Sistem Ganjil Genap.

Otomatis, mobil listrik tidak perlu diribetkan dengan aturan tersebut dan bebas melaju di jalanan Jakarta kapanpun.

Usai Anies lengser dari jabatannya, sikapnya terhadap mobil listrik berubah. Anies kini menilai bahwa mobil listrik tak menjadi solusi prima bagi pemerintah yang hendak menekan angka kemacetan dan emisi kendaraan bermotor.

"Kalau kita hitung apalagi ini, contoh ketika sampai pada mobil listrik, emisi karbon mobil listrik per kapita per kilometer sesungguhnya lebih tinggi daripada emisi karbon bus berbahan bakar minyak," ungkap Anies dalam pidatonya di acara Amanat Indonesia (ANIES) di GBK Senayan, Jakarta, Minggu (7/5/2023).

Pasalnya, sang eks Gubernur Jakarta menilai bahwa mobil listrik tetap mengeluarkan emisi yang jauh lebih besar ketimbang bus konvensional per penumpangnya. Anies turut berkeluh bahwa kendaraan listrik menyumbang kemacetan, padahal dirinya sendiri dahulu memberikan keuntungan bagi para pengguna kendaraan listrik.

Baca Juga: Tak Hanya Anies Baswedan, Sejumlah Elite PKS Juga Tolak Subsidi Kendaraan Listrik

"Ditambah lagi pengalaman kami di Jakarta, ketika kendaraan pribadi berbasis listrik dia tidak akan menggantikan mobil yang ada di garasinya, dia akan menambah mobil di jalanan, menambah kemacetan di jalanan," tuturnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Advertisement

Bagikan Artikel: