Mengola kelompok Perusahaan seluas Harita Group tentunya harus sangat memperhatikan lingkungan sekitarnya. Salah pengelolaan, isu ini akan menjadi makanan empuk para LSM (Lembaga swadaya Masyarakat) untuk mengkritiknya. Dan, seringkali yang menjadi sumber perdebatan adalah sudut pandang kepentingan, bukan substansi masalahnya.
Hal ini sudah disadarai oleh Harita Group. Oleh karena itu, menurut Stevi Thomas C, Director of External Relations PT Trimegah Bangun Persada (TBP, induk Perusahaan Harita Group),program-program yang dijalankan didasari oleh hasil pemetaan sosial dan inisiatif perusahaan dengan melihat kebutuhan masyarakat, serta kesesuaian dengan program pemerintah.
Baca Juga: Analis: Saham Terlalu Murah, Padahal Harita Nickel Punya Masa Depan Cerah!
Program ini, kata Stevi, masuk ke dalam rencana pengembangan dan pemberdayaan Masyarakat (PPM). “Ada 5 program utama dalam penerapan PPM ini yang meliputi bidang pendidikan, kesehatan, pengembangan ekonomi, infrastruktur, dan sosial budaya,” tegasnya.
Dalam prakteknya, salah satu tantangan besar yang harus dihadapi Harita Group adalah merelokasi desa Kawasi yang sudah berkembang. Maklum desa Kawasi yang sekarang memang tidak tertata rapih. Selain kumuh, becek, panas, tidak ada saluran air yang memadai serta jarak antar rumah yang tidak tertata baik. Sialnya lagi, wilayah desa ini termasuk dalam kawasan industri Pulau Obi, yang pada tahun 2020 ditetapkan sebagai proyek strategis nasional (PSN). Artinya, relokasi adalah suatu keharusan.
Tentunya ini merupakan Langkah yang tidak mudah. Penduduk yang semula hanya 800 orang itu, saat ini sudah berkembang menjadi sekitar 4.000. “Kebanyakan dari mereka adalah para pendatang, termasuk para karyawan di lingkungan Harita Group,” lanjut Stevi.
Untuk itulah Harita Group menyiapkan Kawasi Baru yang jaraknya hanya sekitar dua kilometer dari Desa Kawasi. Yang berhak mendapatkan tempat di lingkungan perumahan ini adalah mereka yang memiliki KTP Desa Kawasi. “Saat ini ada 259 unit yang sudah siap huni,” ujar Stevi.
Baca Juga: Simbiosis Mutualisme Harita Group, Bukti Industri Nikel untuk Rakyat Indonesia
Sementara untuk dunia usaha sudah dialokasikan tempat sepanjang boulevard (bisa disebut begitu – Red) menuju kompleks perumahan. Walaupun sebagian besar masih berupa lapangan rumput, tapi di beberapa bagian sudah terlihat Pembangunan berciri dunia usaha. Ada rumah kos, kafe, dan beberapa kios serta warung makan di jalanan tersebut.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Muhamad Ihsan
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait:
Advertisement