Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, menceritakan bahwa perjalanan Indonesia keluar dari krisis ekonomi akibat pandemi ini tidaklah mudah. Seperti banyak negara lainnya, Indonesia harus menghadapi residu yang ditinggalkan oleh pandemi ditambah dengan situasi geopolitik global yang tak menentu.
“Pandemi ini meninggalkan residu yang harus diatasi, sementara kondisi geopolitik global membuat situasi semakin kompleks,” ujarnya dalam dialog Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) terkait ‘Peluncuran Capaian Kinerja 2023’, Selasa (24/10/2023).
Baca Juga: Moeldoko: Gotong Royong Jadi Strategi Utama Pada Kinerja Pemerintah
Dalam menghadapi tantangan ini, Indonesia telah menggunakan serangkaian strategi jitu yang dipimpin oleh semangat gotong royong dan kepemimpinan yang kuat.
Strategi pertama yang diambil adalah penanganan residu pandemi dengan cermat. Pemerintah melakukan upaya maksimal untuk mengatasi dampak kesehatan dan ekonomi yang ditinggalkan.
Kedua, pemerintah menyalurkan bantuan sosial dengan efisien untuk memastikan tidak ada warga yang kelaparan, dan memberikan dukungan yang sangat dibutuhkan kepada mereka yang terdampak secara ekonomi.
Ketiga, pemerintah menjaga peran dari sektor koperasi, UMKM, dan korporasi dalam pemulihan ekonomi. Pemerintah harus memastikan bahwa tidak ada dari entitas bisnis ini yang gagal karena krisis.
Dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi yang diakibatkan oleh pandemi, ditambah dengan situasi geopolitik yang rumit, pemerintah melakukan relokasi anggaran dengan bijaksana.
"Relokasi anggaran diikuti oleh taktik ‘gas dan rem’. Situasi naik kegiatan direm, longgar speed ditambah,” ucap Moeldoko.
Lepas dari krisis, Indonesia kini menatap visi Indonesia Maju 2045. Untuk mewujudkan hal ini, Moeldoko memaparkan pemerintah telah menyiapkan 5 fondasi utama.
Fondasi pertama, pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM). Menurutnya, SDM yang berkualitas merupakan fondasi penting bagi kemajuan suatu bangsa.
Kedua, pembangunan infrastruktur. Moeldoko mengatakan bahwa pembangunan infrastruktur penting untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pembangunan.
Ketiga, reformasi birokrasi. Menurutnya, birokrasi yang efektif dan efisien diharapkan akan mampu memberikan pelayanan publik yang lebih baik.
Keempat, perbaikan regulasi. Moeldoko mengatakan bahwa regulasi yang tidak ramah investasi akan menghambat pertumbuhan ekonomi.
Terakhir, fondasi transformasi ekonomi. Moeldoko menjelaskan, transformasi ekonomi penting untuk meningkatkan daya saing Indonesia di era globalisasi.
Baca Juga: KSP Moeldoko Cari Solusi Atasi Persoalan Pemasaran Komoditas Pertanian
Pemerintah juga terus berupaya mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, antara lain melalui hilirisasi industri dan pengembangan ekonomi hijau.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait:
Advertisement