Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pasar Saham Melemah 11,8% di Februari 2025, OJK Siapkan Langkah Antisipasi

Pasar Saham Melemah 11,8% di Februari 2025, OJK Siapkan Langkah Antisipasi Kredit Foto: Youtube OJK
Warta Ekonomi, Jakarta -

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat pasar saham domestik mengalami pelemahan signifikan pada Februari 2025. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun sebesar 11,8% month-to-date ke level 6.270,60 per 28 Februari 2025, atau melemah 11,43% secara year-to-date. Sementara itu, nilai kapitalisasi pasar tercatat sebesar Rp10.879,86 triliun, turun 11,68% dibandingkan bulan sebelumnya.

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi, mengungkapkan bahwa tekanan terhadap pasar saham didorong oleh kondisi ekonomi global yang masih bergejolak.

Baca Juga: Investor Asing Kabur, BEI dan OJK Lakukan Ini untuk Stabilkan Pasar Modal

"Non-resident mencatatkan net sale sebesar Rp18,19 triliun month-to-date dan Rp21,9 triliun year-to-date, yang turut memberikan tekanan terhadap indeks saham," ujarnya, Jakarta, Selasa (4/3/2025). 

Di sisi lain, pasar obligasi justru menunjukkan penguatan. Indeks pasar obligasi ICBI naik 1,14% secara bulanan dan menguat 1,92% sejak awal tahun. Investor asing mencatatkan net buy sebesar Rp8,86 triliun dalam sebulan terakhir dan Rp13,51 triliun sejak awal tahun.

Di industri pengelolaan investasi, total dana kelolaan atau asset under management (AUM) tercatat sebesar Rp822,65 triliun per 28 Februari 2025, turun 0,78% dibanding bulan sebelumnya dan 2,16% secara tahunan. Meski demikian, reksa dana masih mencatatkan net subscription sebesar Rp3,03 triliun dalam sebulan terakhir dan Rp0,44 triliun sepanjang 2025.

Di sektor penghimpunan dana pasar modal, tren masih positif. Nilai penawaran umum mencapai Rp20,74 triliun dengan satu penawaran umum terbatas serta 11 penawaran umum berkelanjutan. Selain itu, terdapat 123 pipeline penawaran umum dengan nilai indikatif Rp42,56 triliun.

Baca Juga: OJK Kaji Buyback Saham Tanpa RUPS, Bos ADRO Siap Gas!

Pada skema securities crowdfunding (SCF), sejak aturan ini diberlakukan hingga 25 Februari 2025, telah ada 18 penyelenggara yang mengantongi izin OJK. Sebanyak 759 penerbitan efek dari 492 penerbit telah dilakukan, dengan jumlah pemodal mencapai 176.119 orang. Total dana yang berhasil dihimpun dan teradministrasi di KSEI mencapai Rp1,43 triliun.

Bursa karbon juga mengalami perkembangan positif sejak diluncurkan pada 26 September 2023. Hingga 28 Februari 2025, tercatat 110 pengguna jasa yang telah memperoleh izin dengan total volume 1.578.000 ton CO₂ ekuivalen dan nilai transaksi mencapai Rp77,25 miliar.

Di pasar derivatif keuangan, sejak 10 Januari hingga 28 Februari 2025, tercatat 111 pelaku dan 14 penyelenggara dengan total volume transaksi sebesar 98.684 lot dan nilai akumulasi mencapai Rp455,53 triliun.

Baca Juga: IHSG Nyungsep, OJK dan BEI Langsung Tunda Short Selling

Dalam rangka menjaga stabilitas pasar modal dan melindungi investor, OJK mengambil beberapa langkah strategis. Salah satu kebijakan yang diambil adalah penundaan implementasi short selling saham. OJK juga sedang mengkaji opsi lain, seperti pelaksanaan buyback saham tanpa Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), dengan tetap mempertimbangkan kondisi pasar.

"OJK berkomitmen untuk terus melakukan pengawasan dan perlindungan investor. Kami juga membuka ruang komunikasi antara regulator, pelaku pasar, serta pemangku kepentingan lainnya sebagai wujud sinergi dalam menjaga industri pasar modal," tambah Inarno.

OJK juga memperkuat sistem pengawasan dengan pemanfaatan teknologi melalui aplikasi OJK POSIDA PMDK yang berbasis Big Data Analytics Pasar Modal (BDA-PM). Inisiatif ini diharapkan dapat meningkatkan transparansi dan efisiensi pengawasan di sektor pasar modal.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Advertisement

Bagikan Artikel: