Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Sukses Hidupkan Ekonomi, Yuk Kenali Eksistensi Perkebunan Sawit di Provinsi Aceh!

Sukses Hidupkan Ekonomi, Yuk Kenali Eksistensi Perkebunan Sawit di Provinsi Aceh! Kredit Foto: PGN
Warta Ekonomi, Jakarta -

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) yang dirangkum PASPI, hingga tahun 2020, luas areal kelapa sawit di Provinsi Aceh mencapai 1.374.543 hektar yang terdiri dari 373.479 hektar sebagai tanaman plasma/rakyat; 14.402 hektar milik BUMN sebagai inti; dan 986.662 hektar milik Perkebunan Besar Swasta. Sementara produksi tandan buah segar (TBS) yang diolah pada tahun 2020 sebesar 17.721.970 ton atau setara dengan 3,8 juta ton crude palm oil (CPO)

“Dari sejumlah perusahaan perkebunan besar swasta yang telah memperoleh izin pencadangan (ijin lokasi) sementara ini yang telah beroperasi membangun kebun dalam skala yang luas baru sebanyak ± 393 perusahaan,” catat PASPI. 

Baca Juga: Kementerian Luar Negeri Sampaikan Upaya Diplomasi RI atas EUDR kepada Petani Sawit

Melansir laporan PASPI, data BPS Provinsi Aceh (2016) mencatat, areal pertanaman kelapa sawit yang cukup luas saat ini terpusat di Kabupaten Simeulue, Nanggroe Aceh Darussalam. Kemudian disusul oleh kabupaten Aceh Singkil dan Aceh Selatan dengan luas tanam 30.710 hektar dan produksi kelapa sawit sebesar 74.885 ton. 

Selain manfaat ekonomi, kehadiran perkebunan kelapa sawit di Provinsi Aceh juga memberikan manfaat sosial bagi masyarakatnya. Studi PASPI mencatatkan, kontribusi industri sawit jika dilihat dari aspek sosial antara lain adalah dampaknya pada pembangunan pedesaan (rural development) dan pengurangan kemiskinan (poverty eradication).

“Jumlah tenaga kerja yang terserap pada perusahaan perkebunan sawit sekitar 67% merupakan tenaga kerja berpendidikan SLTP ke bawah dan sisanya merupakan lulusan SLTA ke atas. Ini membuktikan bahwa lapangan pekerjaan kian terbuka dengan banyaknya industri sawit yang ada dikarenakan pekerja yang dipakai dalam perusahaan-perusahaan industri sawit juga memberikan peluang para lulusan SLTA ke bawah, bukan hanya lulusan sarjana,” catat studi PASPI. 

Tidak hanya itu, studi PASPI juga menemukan, pada masa new normal, pertumbuhan kebun sawit juga menarik pertumbuhan usaha produksi bahan pangan (tanaman pangan, peternakan, perikanan) di sekitarnya.

Baca Juga: Biodiesel Berbasis Sawit Mampu Kurangi Impor Solar Ratusan Triliun

Oleh karena itu, dampak multiplier (output, nilai tambah, pendapatan, penyerapan tenaga kerja) dari pertumbuhan perkebunan kelapa sawit menarik perkembangan (khususnya pendapatan dan penyerapan lapangan kerja) banyak sektor-sektor pembangunan pedesaan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Aldi Ginastiar

Advertisement

Bagikan Artikel: