Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Permintaan Minyak Sawit Diperkirakan Meningkat Jelang Ramadan dan Idulfitri

Permintaan Minyak Sawit Diperkirakan Meningkat Jelang Ramadan dan Idulfitri Kredit Foto: Antara/Wahdi Septiawan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kondisi cuaca basah telah mengurangi produksi minyak sawit Indonesia periode 2022/23 menjadi 46,5 juta MT. Volume ini turun kurang dari 1% dari pembaruan terakhir. Kondisi demikian juga terjadi di Malaysia, di mana produksi minyak sawit Malaysia periode 2022/23 menjadi 18,7 juta MT atau turun kurang dari 1% dari laporan sebelumnya.

Dilansir Malaysian Palm Oil Council (MPOC), impor minyak sawit dunia tahun 2022/23 diperkirakan mencapai 49,5 juta MT, sedikit lebih rendah dari perkiraan bulan lalu yang sebesar 49,6 juta MT dan naik 15,9% dari musim 2021/22.

Baca Juga: Zulkifli Hasan Gandeng Malaysia, Cari Solusi Carut-marut Diskriminasi Sawit dan Karet oleh Uni Eropa

"Permintaan global untuk minyak sawit diperkirakan akan didukung oleh harga minyak sawit yang terus-menerus didiskon besar-besaran dibandingkan minyak nabati saingannya, dan prospek pertumbuhan impor yang lebih tinggi dari negara-negara konsumen utama," demikian catat MPOC dalam informasinya.

Rendahnya musim panen dan kondisi cuaca basah yang tidak menguntungkan pada minggu kedua di Januari menyebabkan risiko banjir yang tinggi, memicu kekhawatiran atas pasokan minyak sawit. Tidak hanya itu, situasi kekeringan dan kerapatan vegetasi yang rendah di Argentina yang kemungkinan akan memperburuk hasil panen kedelai termasuk dampak dari transisi La Nina menjadi El Nino.

Sementara di sisi permintaan, penguatan Ringgit Malaysia dan Rupiah Indonesia mendorong harga minyak kelapa sawit menjadi sedikit mahal bagi pembeli internasional. Stok minyak sawit yang tinggi di banyak negara tujuan utama, seperti China dan India, kondisi musim dingin, serta liburan Tahun Baru Imlek turut membatasi ekspor selama bulan Januari.

Namun, catat MPOC, permintaan minyak sawit diperkirakan akan meningkat menjelang Ramadan yang jatuh pada Maret 2023. Negara-negara yang merayakan hari tersebut biasanya akan meningkatkan pembelian untuk memenuhi permintaan di Lebaran.

"Harga minyak sawit yang lebih rendah dibandingkan minyak nabati lainnya tetap menarik, yang mungkin masih mendukung pembelian minyak sawit dari negara pengimpor," catat MPOC.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Advertisement

Bagikan Artikel: